WARTAKEPRI.co.id – Jadi ibu tentunya tidak mudah, apalagi jika ditambah harus menghadapi komentar kurang enak dari sesama ibu. Pernah mengkritik seorang ibu atas pilihan cara asuhnya yang berbeda? Atau Anda sendiri pernah jadi korban kritikan tersebut? Jika iya, Anda tidak sendirian, karena banyak ibu yang uga mengalaminya. Fenomena mom shaming sebenarnya sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari mengomentari ibu yang memberikan susu formula kepada anaknya sebagai tindakan yang salah, menyebut seorang ibu enggan repot mengurus anak karena menggunakan jasa babysitter, membandingkan tumbuh kembang anak, hingga mengomentari bentuk tubuh ibu dan bayi.
Dalam survei yang dilakukan BukaReview terhadap 208 ibu milenial, 88% ibu pernah mengalami mom shaming dan lebih dari 90% ibu merasa mom shaming semakin marak terjadi.
Namun, masih banyak ibu yang menganggap mom shaming sebagai hal yang lumrah. Padahal, kalimat yang kita kira biasa saja ternyata bisa dianggap sebagai suatu hal yang menyakitkan oleh ibu yang mendengarnya dan berdampak pada kesehatan mental ibu tersebut.
Bahkan, korban momshaming akan mengalami kecemasan berlebih dan tidak percaya diri terhadap kemampuannya dalam mengurus anak. Korban juga akan menyalahkan diri sendiri tentang pola asuh yang diambil, hingga menganggap dirinya tidak pantas disebut ibu.
BACA JUGA Binda dan BKKBN Kepri Gelar Vaksinasi Khusus Ibu Hamil dan Menyusui di Batam
Menurut psikolog Vera Itabiliana, S.Psi, M.Psi, momshaming bisa berefek panjang. Ibu juga rentan merasa terisolir, merasa dirinya salah, dan tidak ada yang mendukungnya. “Efek mom shaming bisa membekas lama, makanya harus cepat diatasi agar ibu tidak sampai depresi.”
Meski isu mom shaming sudah terjadi sejak dulu, namun sekarang, dengan makin besarnya media sosial, isu ini semakin marak. Setiap orang bisa jadi melontarkan kritik sambil bersembunyi di balik akun anonim, kan. Beberapa influencer parenting seperti Gadis Sadiqah, Rahne Putri, dan Annisa Steviani pun pernah mengalaminya.
“Saat pertama jadi ibu, tadinya mau curhat kondisi, malah diwejangi macam-macam. Saya lagi capek, jadinya malah makin down,” kata Rahne.
Selain itu, shaming tidak hanya dilontarkan sesama ibu, dari hasil survei BukaReview, mayoritas ibu menerima mom shaming dari anggota keluarga. Lalu, kritikan apa yang sering disampaikan dan alasan pelaku melontarkan kritik? (*)
Editor : Dedy Suwadha