UNESCO memasukkan kain songket Malaysia dalam daftar Warisan Budaya Takbenda. Kain tradisional ini secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO asal Malaysia pada sesi ke-16 Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, lapor Malaysiakini, Sabtu (18/12/2021).
Songket sendiri bukanlah wastra asing bagi orang Indonesia. Kain hasil tenun tradisional ini memiliki ciri khas dan corak tersendiri di berbagai wilayah di Indonesia. Melihat sisi ini, dari mana sebenarnya tenun songket berasal?
BACA JUGA Gubernur Sumbar Harap Rendang Masuk Warisan Budaya Takbenda Dunia UNESCO
Melansir National Geographic, kata songket berasal dari istilah “sungkit” dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang artinya “mengait” atau “mencungkil.” Hal ini berkaitan dengan proses pembuatannya, yaitu mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, kemudian menyelipkan benang emas dan perak.
Sementara dalam buku Gold Cloths of Sumatra: Indonesia’s Songkets from Ceremony to Commodity karya Anne Summerfield, John Summerfield, dan Susan Rodgers, istilah songket juga kemungkinan berasal dari kata “songka,” songkok khas Palembang yang dipercaya sebagai pionir adat menenun dengan benang emas.
Tenun Songket merupakan seni budaya yang berasal dari daratan Cina, keberadaannya tercatat lebih kurang sejak seribu tahun lalu, menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Songket dikenal di Malaysia dan Indonesia sejak abad ke-13.
Dalam perjalanannya yang cukup panjang, songket menyebar ke Thailand, dan meluas ke beberapa negara bagian di Semenanjung Malaysia, seperti Selangor, Kelantan, dan Trengganu, bahkan Brunei Darussalam. Hingga kemudian menyeberang ke Sumatra, yaitu ke Silungkang, Siak, dan Palembang.(liputan6)
Editor : Dedy Suwadha