BAHAN bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite, Solar dan Pertamax dikabarkan bakal mengalami kenaikan harga per 1 September 2022. Karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah, media mencoba mengumpulkan komentar komentar dari sejumlah tokoh yang tidak setuju dengan wacana kenaikan harga BBM secara menyeluruh.
Per tanggal 29 Agustus 2022, pemerintah belum mengumumkan kenaikan harga BBM Pertalite. Pemerintah masih melakukan rapat-rapat untuk menentukan kenaikan harganya. Kabarnya, kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar subsidi akan diumumkan pada 31 Agustus 2022. Harga barunya kabarnya akan berlaku pada 1 September 2022.
Isu kalau harga Pertalite kemungkinan masih di bawah Rp 10.000 per liter. Kisaran kenaikan harga Pertalite Rp 1.000 sampai Rp 2.500.
Sebagai perbandingan, Pertalite dijual dengan harga Rp 7.650 per liter. Harga tersebut sudah mendapat subsidi dari pemerintah. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan kalau dihitung menggunakan harga minyak mentah atau ICP saat ini US$ 105 dan kurs Rp 14.700, maka harga Pertalite seharusnya di Rp 14.450/liter.
Kata Sri Mulyani, harga Pertalite sekarang ini dinikmati 53% rakyat Indonesia. Besaran subsidi yang diberikan pemerintah per liter Rp 6.800 setiap pembelian.
Sekadar kilas balik, Pertalite pertama kali dikenalkan pada tahun 2015. Saat peluncuran perdananya itu, Pertalite dijual Rp 8.400 per liter. Di masa uji coba itu, Pertamina melihat animo masyarakat terhadap BBM dengan RON 90 tersebut. Bila positif, maka penjualan sekaligus jumlahnya ditambah.
Kemudian, harga Pertalite juga sempat dipatok sama dengan Premium yakni Rp 6.450 per liter lewat program Langit Biru. Program tersebut sekaligus diharapkan agar masyarakat mau beralih menggunakan BBM yang ramah lingkungan. Pertalite kian populer seiring dengan menghilangnya Premium dari pasaran. Pertalite pun hingga saat ini dijual Rp 7.650 per liter.
Harga BBM Sejak Era Soeharto
Pada pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan tujuh kali harga BBM selama 10 tahun dengan kenaikkannya mencapi 370% atau 185% per periode. Kala itu harga minyak dunia melonjak 54% dari US$50 pada Oktober 2014 menjadi US$77 perbarel di Oktober 2014.
Presiden Megawati Soekarnoputri dalam 3 tahun 3 bulan menjabat menaikkan harga Premium 4 kali. Kala itu harga minyak dunia meroket 108,3% dari US$24 (Juli 2001) menjadi US$50 per barel (Oktober 2004).
Sedangkan Abdurahman Wahid (Gus Dur) menaikkan harga BBM dua kali. Saat dia memimpin harga minyak dunia naik 9,1% dari US$22/barel (Oktober 1999) menjadi US$24/barel (Juli 2001).
Presiden Soeharto selama berkuasa 31 tahun 2 bulan menaikkan harga BBM sebanyak 32 kali. Menurut catatan media CNBC Indonesia, hanya Presiden Soekarno dan Presiden BJ Habibie yang tidak menaikkan harga, bahkan saat pemerintahan Habibie harga Premium pernah turun satu kali.
Pertalite akan Dipremiumkan
Pada tahun 2019, BBM masih minyak Premium masih tersedia, hanya saja untuk mendapatkanya pengendara harus rela antri dengan pengumpul BBM Premium yang jualan di Kaki 5. Gejolak adanya permainan jual premium ke kaki 5 berujung dengan dikurangi dan diatur ketat penjualan BBM Premium di SPBU.
Masyarakat rela pindah ke Pertalite di harga Rp 7 ribuan. Sedangkan pilihan ke Pertamax dikisaran lebih Rp 10 ribuan, dinilai tidak cocok dengan kendaraan yang digunakan. Terbukti tidak ada gejolak politik dan di masyarakat. Mesin pompa Premium masih ada di SPBU, tapi jadwal dan jumlah pengisiannya dibatasi. Dan, cerita BBM murah itu telah berakhir setelah tahun 2020.
Sepertinya, pada akhir Agustus 2022 ini, skema hilangnya Premium juga akan terjadi pada Pertalite. Upaya ” Pertalite akan Dipremiumkan” jadi opsi jika melihat trend harga minyak dunia tahun 2022 akan terus melonjak.
Dalam padangan Redaksi, ada tiga opsi yang mungkin salah satunya akan dilakukan oleh pemerintah sebelum September 2022.
1. Pemerintah ambil langkah cepat dengan menaikan harga BBM Pertalite, BBM Solar dan BBM Pertamax diangka Rp 2 ribu per liter. Dampaknya, sudah pasti demo ber hari hari.
2. Pemerintah ambil kebijakan tidak menaikan harga BBM Pertalite dan Solar, namun menaikan harga BBM Pertamax. Yang beli Pertalite barlaku syarat dan ketentuan
3. Pemeruntah ambil kebijakan BARU dengan mengeluarkan Jenis BBM Baru yang mungkin saja nama yang cocok PERTANAS. Dimana PERTANAS ini, dipasarkan pada harga diatas dari Pertalite. Misal Pertalite Rp 7.650, mungkin harga PERTANAS (ex contoh) pada harga Rp 10.000 per liter.
Jika pmerintah mengambil opsi pertama, maka gejolak pemberitaan yang selama ini terfokus ke kasus Sambo beralih ke aksi aksi penolakan kenaikan BBM.
Sedangkan untuk mengambil opsi kedua dengan hanya menaikan harga BBM Pertamax, maka pemerintah berlakukan aturan cara membeli Pertalite dengan sistem aplikasi. Sesuatu yang pernah dikritik masyarakat, dimana larangan pakai Smartphone di SPBU telah dihapus saat ini.
Dan, untuk opsi yang ketiga, akan menjadi opsi stategis yang akan diambil oleh pemeritah Jokowi. Sama halnya dengan pemerintah Jokowi ketikta menghilangkan penjualan Premium kisaran Rp 5000-an di SPBU, Pemerintah munculkan BBM jenis Pertalite. Awalnya masyarakat tidak ambil pusing dengan kehadiran Pertalite. Tapi, secara perlahan dan pasti, Premium menghilang dari SPBU.
Sebagai gambaran juga, saat ini PT Pertamina juga gencar kembangkan bisnis penyedian SPBU mini/ PertaShop di masyarakat. SPBU-SPBU mini ini terlihat di wilayah wilayah terpencil yang jauh dari pusat kota.
Di SPBU Pertamini ini yang dijual hanya BBM Jenis Pertamax. Sesuai yang tidak masuk akal jika Pertamax harga hampir 12 ribuan per liter yang membelikan adalah masyarakat desa, kampung kelas petani atau nelayan. Dan, ternyata laku juga.
Dan, terakhir, kalau pemerintah akan mengumumkan harga BBM Baru dipersilahkan. Semua kebijakan tentu ada resikonya. Jika BBM naik, harga kebutuhan primer dan sekunder serta gaji pekerja juga akan naik.
Satu satu yang turun ya, kepercayaan masyarakat kelas menengah ke atas yang turun kepada pemerintah Jokowi. Kan, masyarakat kelas bawah sudah biasa mengkonsumsi Pertamax.
Opini: Dedy Suwadha
CEO Media WartaKepri.co.id
Sumber :
1. https://oto.detik.com/berita/d-6258602/bocoran-kisaran-kenaikan-harga-pertalite
2. https://www.cnbcindonesia.com/news/20220828152351-4-367177/lika-liku-kenaikan-harga-bbm-di-era-soeharto-hingga-jokowi



























