
BATUSANGKAR – Sebanyak 24 kepala keluarga (KK) atau sekitar 68 warga di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, terpaksa mengungsi akibat erupsi Gunung Marapi. Erupsi telah berlangsung sejak Rabu (10/1/2024).
Pemerintah setempat telah mengambil langkah cepat dengan mengungsikan mereka ke sebuah musala yang berlokasi aman. Pengungsian itu sesuai dengan imbauan Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menetapkan radius 4,5 kilometer dari kawah Marapi.
Bupati Tanah Datar, Eka Putra, mengonfirmasi bahwa warga yang diungsikan tinggal di daerah yang berada dalam radius 4,5 kilometer dari kawah Marapi.
BACA JUGA: PBNU Kecam Tindakan Rusli Ahmad Bawa Nama PWNU Riau Dukung Capres-Cawapres Tertentu
“Mereka takut dengan erupsi Marapi, jadi kita mengungsikan mereka untuk sementara waktu ke musala yang aman,” ungkap Eka seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (13/1/2024).
Pemerintah Kabupaten Tanah Datar telah memberikan bantuan sementara kepada warga yang mengungsi. Bantuan tersebut mencakup 100 Kg beras, 15 dus mie instan, 20 liter minyak goreng, dan 14 karton telur. Bantuan tersebut dikirimkan melalui Dinas Sosial sebagai upaya untuk membantu mereka selama masa pengungsian.
Menurut Eka, warga yang mengungsi merasa takut karena Gunung Marapi terus mengalami erupsi dan mengeluarkan suara gemuruh. Keputusan untuk mengungsi diambil sebagai langkah pencegahan dan keselamatan sementara.
BACA JUGA: Harga Emas di PT Pegadaian Hari Ini Turun: Cek Harga Emas Galeri 24 Batam
Peningkatan status Gunung Marapi dari waspada level II menjadi siaga level III juga telah diumumkan oleh Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG, Ahmad Basuki.
Peningkatan status tersebut disebabkan terus meningkatnya aktivitas erupsi sejak 3 Desember 2023. Tipe erupsi kini bersifat magmatik dan mengeluarkan lava pijar.
PVMBG menyarankan agar masyarakat menjauh dan tidak mendekati gunung dalam radius 4,5 kilometer sebagai tindakan pencegahan. (*/den)