
WARTAKEPRI.CO.ID- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berhasil melampaui target penerimaan negara dari sektor hulu migas. Hingga Juni 2024, penerimaan negara mencapai US$7,6 miliar atau setara dengan Rp114 triliun (kurs APBN 2024). Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN 2024 sebesar US$5,41 miliar atau sekitar Rp81 triliun.
Capaian ini menunjukkan kinerja positif industri hulu migas dalam memberikan kontribusi kepada negara. Dengan kurs aktual yang saat ini berada di atas Rp16.000 per dolar AS, maka penerimaan negara dalam rupiah akan lebih tinggi lagi.
Keberhasilan dalam mengendalikan cost recovery ini menunjukkan komitmen SKK Migas dan KKKS dalam mengoptimalkan setiap rupiah yang diinvestasikan. Berbagai upaya efisiensi telah dilakukan, mulai dari optimalisasi penggunaan teknologi, efisiensi operasional, hingga negosiasi kontrak yang lebih baik.
“Efisiensi biaya yang kita capai tidak hanya meningkatkan penerimaan negara, tetapi juga meningkatkan produktivitas industri hulu migas,” ujar Dr. Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas pada konferensi pers disiarkan melalui YouTube, capaian tengah tahun industri hulu migas di Jakarta (19/7).

Terkait kinerja lifting minyak dan gas, Dwi menyampaikan bahwa hingga Juni 2024 lifting minyak mencapai 576 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan untuk salur gas mencapai 5.301 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
“Dengan biaya yang lebih efisien, kita dapat mengalokasikan dana yang lebih besar untuk kegiatan eksplorasi dan pengembangan, sehingga dapat meningkatkan cadangan dan produksi minyak dan gas bumi,” papar mantan Dirut Pertamina.
Belum optimalnya lifting minyak disebabkan realisasi program pemboran sumur pengembangan belum optimal akibat ketersediaan rig serta adanya banjir dibeberapa lokasi sehingga lifting dengan menggunakan truk tidak bisa dilakukan.
Untuk salur gas mencatatkan kinerja yang lebih baik dengan realisasi salur gas hingga Juni 2024 mencapai 5.301 MMSCFD atau meningkat dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5.326 MMSCFD.
“Kenaikan signifikan dalam penerimaan negara dari sektor hulu migas tidak hanya didorong oleh harga minyak dunia yang menguntungkan, tetapi juga oleh peningkatan produksi dan penjualan gas bumi. Berdasarkan data yang ada, diperkirakan penyaluran gas akan mencapai 5.554 MMSCFD pada akhir tahun 2024, melanjutkan tren positif sejak tahun sebelumnya. Keberhasilan ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan SKK Migas dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam Indonesia,” urai Dwi menjeslakan.
Pentingnya infrastruktur gas yang memadai menjadi sorotan dalam upaya meningkatkan penyerapan gas di Indonesia. Dwi menjelaskan bahwa Jawa Timur saat ini memiliki surplus pasokan gas sebesar 150 MMSCFD.
Namun, keterbatasan jaringan pipa menghambat distribusi gas ke daerah lain yang membutuhkan. “Dengan adanya proyek-proyek pengembangan infrastruktur gas, seperti pembangunan pipa penghubung Jawa-Sumatera, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi dan potensi gas nasional dapat dimanfaatkan secara maksimal,” papar Dwi.
Selain pencapaian dalam hal penambahan cadangan dan RRR, SKK Migas juga berhasil merealisasikan investasi sebesar USD 5,6 miliar atau setara dengan Rp 84 triliun. Investasi yang signifikan ini menunjukkan komitmen para pelaku industri hulu migas dalam mengembangkan potensi sumber daya alam Indonesia.
Investasi pada semester 1 memang belum optimal, namun dengan semakin tingginya pertumbuhan realisasi kegiatan pemboran sumur pengembangan setiap bulannya serta program yang lain maka diperkirakan pada semester 2 realisasi investasi akan bertamah sekitar USD 10,4 miliar, sehingga prognosa investasi hingga akhir tahun 2024 akan mencapai sekitar USD 16 miliar. “Kami optimis investasi 2024 akan lebih tinggi dibandingkan 2023,” terang Dwi.
SKK Migas terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional melalui berbagai kegiatan eksplorasi dan pengembangan. Hingga saat ini, berbagai kegiatan seperti studi G&G, akuisisi seismik, dan pemboran eksplorasi telah mencapai kemajuan yang signifikan.
Dengan selesainya 8 dari 15 proyek yang ditargetkan dan peningkatan target pemboran eksplorasi menjadi 48 sumur, SKK Migas semakin optimis dalam mencapai target produksi migas nasional.
SKK Migas juga mendorong realisasi aktivitas utama eksploitasi 2024. Hingga pertengahan tahun, realisasi kegiatan pemboran sumur pengembangan mencapai 358 sumur dengan outlook akhir tahun akan bisa diselesaikan 931 sumur.
Sedangkan untuk kegiatan workover, hingga Juni 2024 berhasil diselesaikan 489 sumur atau meningkat 107% dan kegiatan well service mencapai 17.941 kegiatan atau 101% dari target.
“SKK Migas menunjukkan optimisme yang tinggi dalam mencapai target pemboran sumur pengembangan tahun ini. Meskipun ketersediaan rig menjadi kendala, namun dengan berbagai strategi dan upaya yang telah dilakukan, SKK Migas yakin dapat mengatasi tantangan tersebut. Target 931 sumur pengembangan pada akhir tahun 2024 merupakan bukti komitmen SKK Migas dalam mendukung ketahanan energi nasional.”
SKK Migas secara konsisten mendukung program pemerintah dalam penggunaan produk lokal. Hingga Juni 2024 realisasi pengadaan barang/jasa hulu migas mencapai USD 4,35 miliar dengan angka TKDN mencapai 57,52% atau USD 2,26 miliar yang setara dengan Rp 40 triliun yang dinikmati oleh pengusaha dalam negeri.
SKK Migas tidak hanya fokus pada peningkatan produksi migas, tetapi juga berkomitmen untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan. Hal ini tercermin dari berbagai inisiatif yang telah dilakukan, seperti program penanaman pohon dalam rangka mengurangi emisi karbon dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Dengan memperoleh opini Wajar Tanpa Modifikasi selama 9 tahun berturut-turut, SKK Migas menunjukkan komitmennya dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas.

Upaya-upaya SKK Migas Menarik Investasi
Sementara itu, Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara pada konferensi pers tersebut menyampaikan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus menggenjot upaya menarik investasi di sektor hulu migas. Melalui berbagai inisiatif strategis, SKK Migas membuka peluang yang sangat luas bagi para investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan potensi energi nasional.
Potensi Besar dari Hasil Survei Seismik KKP Jambi Merang, Hasil survei seismik KKP Jambi Merang yang telah diselesaikan beberapa waktu lalu telah membuka mata dunia akan potensi hidrokarbon yang sangat besar di wilayah Indonesia. Studi lebih lanjut yang dilakukan oleh SKK Migas bersama para mitra kerja telah mengidentifikasi sejumlah area prospektif di Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Bone, Seram, Buton, dan Timor Barat.
“Potensi hidrokarbon di wilayah-wilayah ini sangat menjanjikan,” ujar Benny Lubiantara, Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas. “Kami yakin dengan dukungan dari para investor, potensi ini dapat segera direalisasikan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional,” papar Benny pada konferensi pers.
Skema Investasi yang Fleksibel dan Menarik
Untuk menarik minat investor, SKK Migas menawarkan berbagai skema investasi yang fleksibel dan menarik. Salah satunya adalah skema farm-in yang memungkinkan investor untuk berpartisipasi dalam proyek yang sudah berjalan.
Selain itu, SKK Migas juga menawarkan Discovery Resources Opportunity (DRO) yang memberikan keleluasaan bagi investor untuk memilih skema Production Sharing Contract (PSC) yang paling sesuai dengan profil bisnis mereka.
“Dengan skema-skema yang kami tawarkan, investor dapat memilih proyek yang paling sesuai dengan minat dan kapasitas mereka,” tambah Benny. “Kami yakin dengan fleksibilitas ini, akan semakin banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia,” lanjut Benny.
Selain membuka peluang investasi pada proyek-proyek eksplorasi baru, SKK Migas juga fokus pada peningkatan produksi dari lapangan-lapangan yang sudah ada. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Kerja sama dengan perusahaan minyak nasional Tiongkok menjadi langkah strategis untuk mempercepat implementasi teknologi ini.
“Teknologi EOR memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan produksi minyak dari lapangan-lapangan tua,” jelas Benny. “Dengan bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki keahlian di bidang EOR, kami yakin target produksi minyak nasional dapat tercapai,” jelasnya.
(Rky)


























