NATUNA – sebuah pulau yang kaya akan sejarah dan budaya Melayu, menjadi saksi perjuangan seorang tokoh inspiratif dalam menjaga marwah anak negeri.
Zamroni, seorang keturunan Datuk Kaya Wan Suwan, telah mengabdikan dirinya untuk mendidik generasi muda Melayu agar tidak kehilangan identitas dan jati diri mereka di tengah arus globalisasi yang deras. Di Negeri Berjuluk Laut Sakti Rantau Bertuah, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Zamroni, yang menyandang sabuk hitam ahli Kempo, tidak hanya mengajarkan seni bela diri kepada anak-anak Natuna. Ia juga menanamkan nilai-nilai luhur Melayu, seperti kesopanan, budi pekerti, dan rasa hormat, yang menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter mereka.
“Saya ingin anak-anak Natuna tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga kuat secara mental dan spiritual,” ujar Zamroni. “Mereka harus bangga akan warisan budaya Melayu dan siap menghadapi tantangan zaman modern tanpa kehilangan jati diri,” papar Zamroni yang juga tokoh sentral Melayu Raya, mengawali cerita bersama Wartakepri.co.id, di Ranai (3/9/2024).

Di era di mana pengaruh budaya asing begitu kuat, Zamroni menyadari pentingnya memperkuat pemahaman generasi muda tentang sejarah dan budaya Melayu. Ia kerap mengajak anak-anak didiknya untuk mengunjungi situs-situs bersejarah, mempelajari tradisi lisan, dan terlibat dalam kegiatan seni budaya Melayu.
“Kita tidak bisa menutup diri dari perubahan, tetapi kita harus bisa memilih dan memilah,” tegas Zamroni. “Generasi muda harus bisa beradaptasi dengan bijak, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai inti Melayu,” lugasnya.
Dedikasi Zamroni dalam menjaga marwah anak negeri Melayu telah menginspirasi banyak orang. Ia menjadi teladan bagi generasi muda, menunjukkan bahwa mereka bisa sukses dan berprestasi tanpa harus meninggalkan akar budaya mereka.
“Zamroni adalah sosok yang luar biasa,” kata Juprizal salah seorang tokoh masyarakat Natuna. “Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana hidup sebagai seorang Melayu yang bermartabat di era modern,” lugasnya.

Dirinya menceritakan atas dedikasinya mendidik anak Negeri dalam beladiri Kempo yang Zamroni geluti sejak 30 tahun silam hingga kini terus eksis di pulau Natuna.
“Alhamdulillah, anak anak didik kita saat ini sudah banyak yang berhasil, mereka ada yang menjadi, TNI, Polri, PNS dan berbagai disiplin ilmu lainnya,” kata Zamroni menceritakan dengan bangga.
Perjuangan Zamroni adalah sebuah pengingat bahwa menjaga marwah anak negeri Melayu bukanlah tugas yang mudah, tetapi ia adalah sebuah kewajiban yang harus diemban oleh setiap generasi.
Dengan semangat yang tak pernah padam, Zamroni terus menyalakan api semangat Melayu di Natuna, memastikan bahwa warisan budaya dan tradisi leluhur akan terus hidup dan berkembang di masa depan.
“Saya yakin, selama ada generasi muda yang peduli dan mau belajar, marwah anak negeri Melayu akan tetap terjaga,” tutup Zamroni dengan penuh keyakinan.
(Rk)