Pasbar–Pemerintah Daerah kabupaten Pasaman Barat (Pemkab Pasbar) terima peneliti ahli utama Heni Purwaningsih, S.TP., MP., Ph.D Kamis (12/9). Plt. Kepala Bappelitbangda Ikhwanri menyambut langsung kedatangan peneliti BRIN tersebut di kantor Bappelitbangda dengan suasana penuh keakraban. Peneliti BRIN didampingi oleh Edwin peneliti dari Balitbang provinsi Sumbar.
Heni merupakan ahli pengembangan produk pangan fungsional untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko penyakit degeneratif akibat penunaan dan gaya hidup seperti diabetes, hiperurisemia, hipertensi, sress oksdatif, obesitas, konstipasi, kesehatan dan percernaan.
Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja yang dilakukan oleh Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah, Badan Riset dan Inovasi Nasional ke Pasaman Barat, Oetami Dewi, pada 25 Juli yang lalu.
Heni menyampaikan akan ada beberapa perlakuan terhadap gula nira, sehingga dapat meningkatkan kristalisasi gula merah kelapa sawit yang dihasilkan lebih berkualitas. Heni optimis bahwa perlakuan yang diberikan akan dapat meningkatkan kristalisasi gula merah yang dihasilkan. Terhadap perlakuan 1: rasa sangat manis, dari 2 liter larutan nira, menjadi 30 gr gula, dengan rendemen 150%. Sedangkan terhadap perlakuan 2: rasa tingkat kemanisan lebih rendah, tetapi dengan rendemen yang dihasilkan juga `50%
“Kami optimis, setelah mengalami teknik yang baik, kita sangat yakin pegiat gula sawit akan sangat baik kedepannya. UMKM agar segera mengelola potensi ini, dengan melanjutkan produk olahan turunan. Produk sawit ini benar-benar zero waste dengan memanfaatkan seluruh potensi sawit yang ada. Selanjutnya, tepung dari batang sawit akan digarapkan, karena ini merupakan potensi yang luar biasa di Pasaman Barat. Kolaborasi antara Balitbangbang provinsi, pemda dan petani sawit untuk ditingkatkan,”ucap Heni.
Heni mengungkapkan, bahan pengawet dari gula sawit sangat rendah, ini akan sangat membantu penyakit diabetes, karena mengandung antioksidan yang baik untuk diabetes. Indeks glisemik sangat rendah. Dibandingkan dengan gula yang lain, rendemen gula sawit jauh lebih besar sangat besar.
Sementara Aprizal, pegiat gula sawit sungai aur mengatakan, kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2022, didasari oleh kemiripan sawit dengan jenis tanaman aren lainnya. Pengalaman hari ini, produk gula merah yang dihasilkan rasanya lebih manis dari gula sawit yang sudah dilakukan sebelumnya, aroma yang dihasilkan lebih wangi, amis sebelumnya juga sudah hilang.
Tim peneliti ahli utama dari BRIN, akan memberikan manfaatkan untuk perkembangan ekonomi masyarakat. Dengan temuan hari ini, kita sangat optimis akan memberikan manfaatkan ke depannya baik skala ekonominya. Aprizal berhadap kedepannya untuk membantu pemasaran kepada pemerintah daerah, serta pendampingan berkelanjutan dengan pengolahan mekanis,”ujarnya.
Syarbaini, pegiat gula sawit lainnya, menyampaikan penelitian yang dilakukan hari ini jauh lebih berhasil dibandingkan sebelumnya, gula yang dihasilkan, teksturnya sudah seperti gula yang lainnya.
Sahnimar, wali nagari sungai aua, sangat berterima kasih atas kunjungan peneliti utama BRIN, untuk menjemput inovasi yang ada dimasyarakat khususnya di nagari Sungai Aua. Pemanfaatan lahan yang sebelumnya dianggap limbah, saat ini memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Penelitian hari ini, sangat bangga terhadap keberhasilan yang telah dilakukan.
“Pemerintah nagari sangat siap untuk lebih memasyarakatkan pengembangan gula sawit ini, sehingga lebih banyak lagi pegiat yang ada di masyarakat,”tutupnya.(*)
Editor: Taufik