Gowes Teman Ngopi Batam Kenang Memorial Pak Harto, Lee Kuan Yew dan Mahathir

WARTAKEPRI.co.id – Komunitas Gowes Sepeda Teman Ngopi (TNCC) mengajak masyarakat Batam ikut mengenang objek-objek penting seiring lajunya kemajuan Batam. Tonggak besar kejayaan itu, misalnya tertanam pada tiga pohon beringin di bundaran BP Batam.

“Tiga pohon beringin itu ditanam tiga kepala negara pada masanya. Presiden Soeharto, Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad. Warga Batam, terlebih generasi milenial dan gen Z perlu tahu objek memorial ini,” kata Ramon Damora, Penasihat Teman Ngopi Cycling Club (TNCC), di Bundara BP Batam, Kota Batam, Senin (16/9/2024) pagi.

Ramon, bersama Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepri Andi, Ketua TNCC Novianto, Ketua GoPro (Gowes Posmetro) Hariyanto dan Ketua Batam Folding Bike (BFB) Rizal Saputra serta Sekretaris TNCC Dedi Suwadha memang gowes untuk merekam beberapa objek memorial di Batamcentre.

HARRIS DAY BATAM

Mereka memulai aktivitas di Masjid Agung Raja Hamidah yang baru dibuka penggunaannya.

Ramon pun langsung mengimami Shalat Dhuha berjamaah di masjid yang baru tersebut. Untuk kemudian berkeliling kawasan Batamcentre.

Masjid Agung Raja Hamidah merupakan salah satu objek memorial Kota Batam. Masjid tersebut dibangun mulai tahun 1999 dan diresmikan tahun 2001. Sejak tahun lalu masjid ini direnovasi dan malam tadi diresmikan penggunaannya sejak pertengahan September ini.

Gowes Teman Ngopi Batam Kenang Memorial Pak Harto, Lee Kuan

Dari Masjid Agung, Ramon mengajak pesepeda melihat salah satu objek memorial kemajuan Kota Batam. Ada tiga pohon beringin yang ditanam tiga kepala negara pada zamannya.

Dua pohon beringin ditanam bersamaan pada 29 November 1987. Jika dari arah Masjid Agung, pohon sebelah kanan ditanam Presiden kedua Indonesia, Pak Harto. Kemudian di sebelah kiri ditanam oleh PM Singapura Lee Kuan Yew.

Beringin ketiga ditanam pada Maret 1991 oleh PM Malaysia saat itu Mahathir Mohammad. Mahathir sendiri, tahun depan akan berusia 100 tahun.

Indonesia, Malaysia dan Singapura di awal tahun 1990-an membangun kerja sama dan pengembangan yang melibatkan tiga lokasi utama dengan nama Sijori. Sijori merupakan singkatan dari Singapura, Johor (Malaysia) dan Riau (Indonesia). Saat itu, Batam masih dalam kawasan Provinsi Riau.

Kerja sama itu memang untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, pariwisata, pertukaran budaya dan pengembangan kawasan tersebut.

Rekam dan objek memorial tonggak kemajuan itu, kata Ramon harus direkam generasi baru di Batam. Selain berolah raga, yang memang selalu ramai setiap akhir pekan, Ramon berpesan agar mereka menjenguk objek memorial tersebut.

Apalagi tak jauh dari kawasan ini ada Museum Raja Ali Haji, yang menyediakan beragam catatan sejarah Batam. Kawasan Batamcentre ini pun terus berbenah semakin indah dan memberi ruang untuk sehat dengan berolahraga.

“Sambil sehat, kita juga dapat pengetahuan dan kenangan tentang Batam,” kata Ramon.(*/rz)

Editor: Dedy Suwadha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

JADWAL KAMPANYE KPU KEPRI
AMSAKAR LI CLAUDIA DPRD BATAM 2024