WARTAKEPRI.co.id – Berdasarkan data dari website Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Prakiraan Cuaca Kepri 21 sampai 23 Desember 2024. Diprediski Cuaca di Kepri masih Berawan dan Hujan Ringan dengan skala waktu pendek.
BMKG memprediksi suhu udara normal 29-31 °C. Namun untuk kecepatan angin cukup kencang dengan perkiraan 11 Km sampai 18 Km. Jika melihat Satelite BMKG, terjadi penumpukan awan dengan angin kencang di wilayah Kalimantan.
Berikut adalah prakiraan cuaca untuk beberapa kota di Kepri pada Siang Hari:
1. Kabupaten Anambas: Pukul 13.00 WIB
Hujan Ringan, Suhu 32°C, Kelembapan Udara: 70%, Kec. Angin: 25km/jam, Arah Angin dari: Utara dan Jarak Pandang > 10 km
2. Kabupaten Bintan: Pukul 13.00 WIB
Cuaca Berawan, Suhu 29°C, Kelembapan Udara: 74 %, Kec. Angin: 22 km/jam, Arah Angin dari: Utara dan Jarak Pandang > 10 km
3. Kabupaten Tanjungbalai Karimun: Pukul 13.00 WIB
Berawan, Suhu 29°C, Kelembapan Udara: 81%, Kec. Angin: 20km/jam, Arah Angin dari: Utara dan Jarak Pandang > 10 km
4. Kabupaten Daik Lingga: Pukul 13.00 WIB
Hujan Ringan, Suhu 31°C, Kelembapan Udara: 86%, Kec. Angin: 11 km/jam, Arah Angin dari: Barat Laut dan Jarak Pandang > 9 km
5. Kabupaten Natuna: Pukul 13.00 WIB
Cuaca Hujan Ringan, Suhu 30°C, Kelembapan Udara: 82%. Kec. Angin: 27 km/jam Arah Angin dari: Barat Laut dan Jarak Pandang > 10 km
6. Kota Batam: Pukul 13.00 WIB
Hujan Ringan, Suhu panas 31°C, Kelembapan Udara: 71%, Kec. Angin: 18 km/jam, Arah Angin dari: Utara dan Jarak Pandang> 10 km
7. Kota Tanjung Pinang: Pukul 13.00 WIB
Cuaca Berawan, Suhu 30°C, Kelembapan Udara: 73 %, Kec. Angin: 21 km/jam, Arah Angin dari: Barat Laut, Jarak Pandang: < 10 km.
PRAKIRAAN 3 HARI KE DEPAN
1. Dasar Prakiraan
Berdasarkan data prakiraan cuaca harian di Indonesia, dari website BMKG pada 20 Desember 2024, menjelaskan bahwa:
1) Pada bulan Desember dasarian II 2024 – Bulan Januari dasarian I 2025 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah – menengah (20-150 mm/dasarian). Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi-sangat tinggi (>150 mm/dasarian) meliputi:
a) Pada Desember dasarian II 2024 meliputi sebagian besar Banten, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian Jawa Timur bagian timur, sebagian besar Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil Maluku , sebagian kecil Papua Tengah.
b) Pada Desember dasarian III 2024 meliputi sebagian besar Banten, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian Jawa Timur bagian timur, sebagian besar Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian kecil Kalimantan Barat, dan sebagian Sulawesi Selatan bagian selatan.
c) Pada Januari dasarian I 2025 meliputi sebagian besar Banten, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian Jawa Timur bagian timur, sebagian besar Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, dan sebagian Sulawesi Selatan bagian selatan.
2) Berdasarkan model filter spasial MJO pada tanggal 21-22 Desember 2024, gangguan fenomena MJO secara spasial terprediksi aktif di wilayah Kep. Riau, Laut Natuna Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Laut Sulawesi bagian barat, dan Papua Selatan yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
3) Gelombang Ekuator yang terjadi di wilayah Indonesia, yakni:
a. Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat terprediksi aktif di Aceh bagian Selatan, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatra Barat, Jambi, Samudra Hindia Barat Aceh hingga Kep. Mentawai, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, Laut Natuna, dan Samudra Hindia Selatan Jawa yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut
b. Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke arah timur terprediksi aktif di wilayah Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian utara, Maluku Utara bagian utara, dan perairan sebelah utara Papua yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
c. Gelombang dengan Low Frequency yang cenderung persisten terpantau aktif di wilayah Laut Andaman, perairan Sabang, Laut Cina Selatan, Kalimantan Utara bagian utara, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian utara, Maluku Utara bagian utara, perairan utara Halmahera hingga Papua Barat, Samudera Hindia barat daya pulau Sumatera hingga selatan NTT, dan pesisir selatan pulau Jawa.
d. Kombinasi antara gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency pada wilayah dan periode yang sama terpantau aktif di Laut Cina Selatan, Kep. Riau, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi bagian barat, Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian utara, dan Samudra Hindia Selatan Jawa sehingga berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut.tas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut. (*)
Sumber : BMKG
Editor : Dedy Suwadha