WARTAKEPRI.co.id – Prakiraan cuaca esok hari, Sabtu, 18 Januari 2025, untuk pontensi hujan dan tinggi gelombang. Dikutip dari Forecaster BMKG Batam, Jumat 17 Januari 2025 bahwa: Adanya belokan angin (shearline) dan kelembapan lapisan atas yang cukup tinggi di sekitar wilayah Kepulauan Riau dan sekitarnya berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Secara umum kondisi cuaca esok hari diprakirakan bepotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai dengan angin kencang dan petir.
WARNING!!!
* Waspada potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di seluruh wilayah Kep. Riau.
* Waspada potensi tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter berpeluang terjadi di Perairan Batam. Perairan Bintan dan Perairan Lingga.
* Waspada potensi tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter berpeluang terjadi di Perairan Natuna dan Perairan Anambas.
Diterangkanya, juga UPDATE Peringatan Dini Cuaca Kepulauan Riau tgl 17 Januari 2025 pkl 23:50 WIB hingga 18 Januari 2025, yang masih berpotensi terjadi Hujan Sedang-Lebat yang dapat disertai Kilat/Petir dan Angin Kencang pada pkl. 00:00 WIB di;
– Kabupaten Bintan: Gunung Kijang, Bintan Timur, Teluk Bintan, Toapaya, Mantang, Bintan Pesisir,
– Kabupaten Lingga: Senayang,
– Kota Batam: Galang,
– Kota Tanjungpinang: Tanjung Pinang Barat, Tanjung Pinang Timur, Tanjung Pinang Kota, Bukit Bestari, dan sekitarnya.
Dan dapat meluas ke wilayah
– Kabupaten Bintan: Bintan Utara, Telok Sebong, Seri Kuala Lobam,
– Kabupaten Karimun: Moro, Buru, Durai, Belat,
– Kabupaten Lingga: Lingga, Lingga Utara,
– Kota Batam: Belakang Padang, Batu Ampar, Sekupang, Nongsa, Bulang, Lubuk Baja, Sei Beduk, Bengkong, Batam Kota, Sagulung, Batu Aji, dan sekitarnya.
Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pkl 03:00 WIB. Sumber : Prakirawan BMKG Kepulauan Riau https://nowcasting.bmkg.go.id
Prospek Cuaca Mingguan Periode 17-23 Januari 2025: Hujan Lebat Berpotensi di Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Kombinasi Fenomena Cuaca Jadi Pemicu Utama
Data dari https://www.bmkg.go.id/ Beberapa kombinasi fenomena cuaca seperti angin monsun Asia, fenomena La Nina lemah, gelombang ekuator seperti Rossby dan Kelvin, OLR yang negatif, serta adanya bibit siklon tropis menjadi faktor penyebab utama dalam meningkatkan hujan di wilayah Indonesia. BMKG memantau dalam sepekan terakhir beberapa fenomena tersebut aktif dan menyebabkan peningkatan hujan di wilayah Indonesia.
Hingga sepekan ke depan, sejumlah wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan. Monsun Asia masih akan bertahan setidaknya hingga akhir Februari 2025. Fenomena La Niña lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga periode pertengahan tahun 2025. Gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuator dan Kelvin yang dapat memicu pertumbuhan awan konvektif masih akan melintasi wilayah Indonesia hingga beberapa hari ke depan. Bibit siklon tropis yang aktif di wilayah selatan Indonesia memberikan dampak tidak langsung terhadap pertumbuhan hujan di wilayah Indonesia khususnya bagian selatan.
Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Oleh sebab itu, masyarakat dihimbau agar terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
BMKG, dalam seminggu kedepan, memantau berbagai fenomena atmosfer yang diperkirakan mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia. Angin Monsun Asia yang masih mendominasi di wilayah Indonesia, yang disertai fenomena La Nina lemah dan gelombang atmosfer masih menjadi faktor utama dalam potensi terjadinya hujan di wilayah Indonesia.
Seperti fenomena Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat terpantau aktif di Samudra Hindia barat Sumatera Barat, Sumatera Barat, Riau bagian selatan, Jambi bagian utara, Selat Malaka, Kep. Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian Utara, dan Samudra Pasifik utara Papua hingga timur laut Papua Nugini dan Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke arah timur terpantau aktif di sebagian besar pulau Jawa bagian selatan, Bali, NTB, NTT, Sulawesi selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, Maluku, dan Papua Selatan. Analisis OLR juga menunjukkan nilai negatif sehingga potensi hujan semakin signifikan. Selain itu, sirkulasi siklonik terpantau di perairan barat Aceh ikut berkontribusi terhadap dinamika atmosfer Indonesia terutama di wilayah Sumatra dan Kalimantan dalam beberapa hari ke depan.
Bibit siklon tropis 90S diprakirakan masih berada di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, dan 91S diprakirakan berada di Samudra Hindia sebelah selatan NTT, yang berpotensi membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Timur. Kecepatan angin maksimum di sekitar bibit siklon tropis juga berpotensi mencapai >25 knot. Potensi bibit siklon tropis 90S menjadi siklon tropis dalam 24 – 72 jam kedepan masih dalam kategori Rendah – Sedang, sedangkan bibit siklon tropis 91S masih dalam kategori rendah.
Kemudian daerah konvergensi lainnya diperkirakan memanjang dari Sumatera Utara hingga pesisir Sumatera Barat, dari Riau hingga Sumatra Selatan, dari Lampung hingga Laut Jawa, dari Laut Jawa utara Jawa Timur hingga Utara NTB, dan dari Laut Sulu hingga Kalimantan Utara, dan di Laut Sulawesi. Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di perairan barat daya Bengkulu, di perairan selatan Jawa, di Laut Jawa, di Laut Flores, di Laut Banda, dan di Laut Arafuru. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar daerah tekanan rendah/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Lebih jauh lagi, kelembaban udara di lapisan bawah dan atas yang cenderung basah serta labilitas lokal yang kuat turut mendukung proses pembentukan awan-awan konvektif secara lokal. Fenomena-fenomena tersebut menciptakan variabilitas cuaca di wilayah Indonesia selama sepekan ke depan.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
BMKG memprediksi cuaca selama periode 17 – 19 Januari 2025 di Indonesia umumnya berawan. Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:
Hujan Sedang – Lebat: Banten, Jakarta, Bali, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Hujan Lebat – Sangat Lebat: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Selatan.
Potensi Angin Kencang: Nusa Tenggara Timur.
Cuaca di Indonesia pada periode 20 – 23 Januari 2025 umumnya berawan. Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:
Hujan Sedang – Lebat: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Jambi, Kep. Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Hujan Lebat – Sangat Lebat: Aceh, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, dan Papua Barat.
Potensi Angin Kencang: NIHIL.
Editor : Dedy Suwadha