Dukung Astacita Presiden Prabowo Subianto, Marthinus Hukom Bicara di Forum Global

Marthinus Hukom kepala BNN RI
Marthinus Hukom kepala BNN RI

WARTAKEPRI.CO.ID – Vienna, Austria, menjadi saksi pentingnya perjuangan global melawan narkoba ketika Commission on Narcotic Drugs (CND) ke-68 resmi dibuka pada 10-14 Maret 2025.

Forum tahunan ini menjadi ajang bagi negara-negara di dunia untuk membahas tantangan terkini seputar narkoba, mengadopsi resolusi, dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk mengatasi krisis narkoba global. Indonesia, melalui Badan Narkotika Nasional (BNN), turut hadir dengan membawa suara dan keprihatinan mendalam mengenai situasi narkotika yang semakin mengkhawatirkan.

Dipimpin oleh Duta Besar Shambhu S. Kumaran, Perwakilan Tetap India untuk PBB di Wina, forum ini menjadi ruang bagi setiap negara untuk memaparkan isu-isu terkini seputar narkoba. Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, hadir sebagai delegasi Indonesia dan menyampaikan pernyataan yang sarat dengan keprihatinan sekaligus harapan.

Harris Nagoya

Dalam pidatonya, Hukom menekankan pentingnya pendekatan humanis dan kolaborasi global dalam menghadapi ancaman narkoba yang semakin kompleks.

Marthinus Hukom
Marthinus Hukom

Keprihatinan atas Situasi Narkoba Global

Marthinus Hukom membuka pernyataannya dengan menyoroti situasi narkotika global yang tercermin dalam Laporan Narkotika Dunia 2024. Ia menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya prevalensi produk ganja berkadar THC tinggi, yang menyebabkan peningkatan penggunaan narkoba dan menimbulkan bahaya serius bagi kesehatan masyarakat, terutama generasi muda.

“Kita tidak bisa menutup mata terhadap fakta bahwa narkoba telah merusak masa depan anak-anak muda kita. Ini bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga masalah kemanusiaan,” ujarnya.

Di Indonesia, tingkat prevalensi narkoba mencapai 1,73% pada tahun 2023, yang berarti sekitar 3,33 juta orang terkena dampaknya. Tantangan yang dihadapi Indonesia tidaklah kecil: tingkat kekambuhan pengguna narkoba mencapai lebih dari 70%, sementara peredaran zat psikoaktif baru dan pola perdagangan narkoba yang terus berkembang semakin memperparah situasi.

“Kami menghadapi musuh yang tidak hanya merusak individu, tetapi juga meruntuhkan sendi-sendi keluarga dan masyarakat,” tambah Hukom.

Asta Cita Presiden: Langkah Strategis Indonesia

Marthinus Hukom menjelaskan bahwa Indonesia telah memprioritaskan penanggulangan narkoba melalui Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, yang mencakup penguatan pencegahan dan pemberantasan korupsi serta narkotika. “Presiden telah menempatkan pengendalian perdagangan narkoba sebagai prioritas di sektor keamanan,” ujarnya.

Sebagai implementasinya, pemerintah telah membentuk Desk Narkotika dengan tiga tugas utama: mengoptimalkan pencegahan dan penegakan hukum, meningkatkan koordinasi antar kementerian/lembaga dan kerja sama internasional, serta merumuskan rekomendasi strategis untuk mengoptimalkan pemberantasan narkoba.

Hukom menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memperkuat suara negara-negara berkembang dalam mengatasi tantangan peredaran gelap narkotika. “Kami percaya bahwa kolaborasi global adalah kunci untuk menghadapi ancaman narkoba yang semakin kompleks,” ujarnya.

Dalam forum ini, Marthinus Hukom menekankan tiga aspek penting yang menjadi fokus BNN dalam menekan bahaya narkoba bagi masyarakat. Pertama, mengatasi dampak sosial ekonomi narkotika, yang secara tidak proporsional memengaruhi negara-negara berkembang dengan sumber daya terbatas untuk pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. “Kami menyadari bahwa narkoba tidak hanya merusak kesehatan, tetapi juga menghancurkan perekonomian dan stabilitas sosial,” ujarnya.

Kedua, BNN mendorong pendekatan yang seimbang antara aspek kesehatan dan keamanan dalam kebijakan narkoba global. Hukom menekankan pentingnya pengobatan berbasis bukti sambil mempertahankan penegakan hukum yang kuat. “Kami percaya bahwa pendekatan yang seimbang akan memberikan hasil yang lebih efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ketiga, Indonesia mendukung implementasi penuh komitmen kebijakan narkoba internasional melalui peningkatan kerja sama regional. BNN telah melaksanakan langkah-langkah strategis yang berfokus pada penguatan kolaborasi, operasi intelijen, keamanan pesisir dan perbatasan, serta kerja sama dengan negara-negara tetangga. “Kami juga mengedepankan program ketahanan keluarga di daerah-daerah rawan narkoba, karena keluarga adalah benteng pertama dalam pencegahan,” tambah Hukom.

Marthinus Hukom menutup pernyataannya dengan seruan kepada masyarakat internasional untuk meningkatkan bantuan teknis, peningkatan kapasitas, dan mekanisme pendanaan berkelanjutan bagi negara-negara berkembang.

“Kami membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk menghadapi ancaman narkoba ini. Ini bukan hanya tanggung jawab satu negara, tetapi tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menciptakan dunia yang bebas narkoba melalui pendekatan yang seimbang, komprehensif, dan berbasis bukti. “Kami percaya bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi, kita dapat melindungi generasi muda dan masa depan bangsa-bangsa di dunia,” ujarnya.

Refleksi Humanis dalam Perjuangan Melawan Narkoba

Pidato Marthinus Hukom di forum CND ke-68 tidak hanya mencerminkan komitmen Indonesia dalam memerangi narkoba, tetapi juga menunjukkan pendekatan humanis yang menjadi landasan kebijakan BNN.

Sebagai mantan Kepala Densus 88 Antiteror, Hukom memahami bahwa perang melawan narkoba tidak hanya tentang penegakan hukum, tetapi juga tentang menyelamatkan nyawa dan masa depan manusia.

Ia menekankan pentingnya rehabilitasi dan pencegahan sebagai bagian integral dari strategi penanggulangan narkoba. “Kita tidak bisa hanya menghukum. Kita harus memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang terjerumus dalam jerat narkoba,” ujarnya. Pendekatan ini mencerminkan visi humanis yang mengedepankan pemulihan dan pemberdayaan, bukan sekadar hukuman.

Kehadiran Marthinus Hukom di forum CND ke-68 menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam memerangi narkoba secara global. Dengan pendekatan yang seimbang antara penegakan hukum dan upaya pencegahan, serta kolaborasi internasional yang kuat, Indonesia berharap dapat menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi generasi muda.

“Kami percaya bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi, kita dapat melindungi generasi muda dan masa depan bangsa-bangsa di dunia,” ujar Hukom. Semoga langkah-langkah strategis yang diambil Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain dalam menghadapi ancaman narkoba yang semakin kompleks.

(Jrg/BNN)

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025