WARTAKEPRI.co.id, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, tarif resiprokal atau tarif impor yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini menimbulkan ketidakpastian yang membuat banyak negara cemas.
“Apa yang terjadi sekarang adalah goncangan dunia akibat negara dengan ekonomi terkuat membuat kebijakan yang memberikan peningkatan tarif yang begitu tinggi kepada banyak negara. Ini bisa dikatakan menimbulkan ketidakpastian dunia. Banyak negara yang cemas,” kata Prabowo di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).
Presiden Prabowo menanggapi kebijakan tarif impor sebesar 32% yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan menekankan pentingnya diplomasi dan hubungan yang adil antara kedua negara.
Beliau menyatakan bahwa Indonesia akan membuka perundingan dengan AS untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Dalam upaya meredam dampak tarif tersebut, pemerintah Indonesia mengumumkan serangkaian konsesi perdagangan, termasuk penurunan pajak impor untuk produk-produk AS seperti baja, produk pertambangan, dan peralatan kesehatan, dari 5–10% menjadi 0–5%.
Selain itu, pajak impor untuk barang elektronik seperti ponsel dan laptop dari semua negara diturunkan dari 2,5% menjadi 0,5%.
BACA JUGA Presiden Prabowo Subianto menghadiri Kegiatan Panen Raya Nasional di Majalengka
Indonesia juga berencana meningkatkan impor dari AS, termasuk gas petroleum cair, gas alam cair, kedelai, dan komponen untuk proyek infrastruktur.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia menghormati kebijakan AS dan memahami bahwa setiap pemimpin negara bertindak demi kepentingan rakyatnya. Beliau menekankan pentingnya membangun ekonomi yang mandiri dan berkeadilan sosial, sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.
Untuk menindaklanjuti hal ini, Presiden Prabowo telah menginstruksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk memimpin delegasi tingkat tinggi ke Washington guna melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS sebelum tarif tersebut mulai berlaku pada 9 April 2025.
Langkah-langkah ini mencerminkan pendekatan diplomatis Indonesia dalam menghadapi tantangan perdagangan global, dengan fokus pada negosiasi dan penyesuaian kebijakan untuk melindungi kepentingan nasional dan menjaga stabilitas ekonomi.(*)
Editor : Dedy Suwadha