Kepala BI Kepri: Kebijakan Tarif Amerika dan SJ-SEZ Tantangan Bagi Ekonomi Kepri

Kepala BI Kepri: Kebijakan Tarif Amerika dan SJ-SEZ Tantangan Bagi Ekonomi Kepri
Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau Edisi Februari 2025

HARRIS BATAM

WARTAKEPRI.co.id, KEPRI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau ( BI Kepri ) kembali menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (LPP) Edisi Februari 2025 yang mengusung tema Navigating Investment Opportunities and Challenges in Riau Islands.

Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk menyampaikan perkembangan, peluang dan tantangan ekonomi daerah kepada para pemangku kepentingan, sekaligus membuka ruang diskusi kolaboratif dalam memperkuat daya saing Kepri di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat.

Dalam sambutannya, Rony Wigtjarto P. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri memaparkan bahwa perekonomian Kepri pada triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 5,14% (yoy), sementara secara kumulatif sepanjang tahun 2024 tercatat tumbuh sebesar 5,02% (ctc). Angka tersebut menempatkan Kepri sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi kumulatif tertinggi ketiga di Sumatera.

Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan masih menjadi sektor unggulan, dengan kontribusi sebesar 41,04% terhadap struktur PDRB Kepri, mencatat pertumbuhan 6,64% (yoy).

Sementara itu, Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh sebesar 10,66% (yoy) dan LU Pertambangan tumbuh sebesar 7,43% (yoy).

Capaian positif ini tidak terlepas dari peran aktif Pemerintah, Bank Indonesia, dan berbagai pihak yang terus mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap sejumlah risiko global yang dapat memengaruhi perekonomian daerah.

Salah satunya kebijakan tarif terbaru yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah negara. Selain itu, terbentuknya Singapore-Johor Special Economic Zone (SJ-SEZ) juga disebut sebagai faktor yang perlu dicermati.

Namun demikian, disisi lain, potensi investasi di Kepri tetap kuat didukung dengan kawasan Free Trade Zone (FTZ), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), lokasi yang strategis dilalui jalur perdagangan internasional.

Di sisi lain, stabilitas harga di Kepri tetap terjaga. Pada Maret 2025, inflasi tercatat sebesar 0,38% (mtm) atau 2,01% (yoy), masih berada dalam rentang sasaran 2,5±1%.

Capaian ini merupakan hasil dari sinergi dan kerja keras Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, serta komunikasi yang efektif kepada masyarakat.

Upaya menjaga inflasi yang rendah dan stabil harus terus diperkuat melalui koordinasi lintas instansi yang solid. Perkembangan positif juga terlihat dalam sistem pembayaran digital. Penggunaan QRIS terus meningkat secara signifikan, baik dari sisi volume transaksi, jumlah pengguna, maupun jumlah merchant.

Pada Februari 2025, volume transaksi QRIS mencapai 3.842.277 atau tumbuh sebesar 117,1% (yoy), sedangkan nominal transaksi QRIS mencapai Rp524.262.780.070 atau tumbuh sebesar 102,6% (yoy).

Bahkan, implementasi QRIS lintas batas (QRIS Cross Border) dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, menggambarkan adopsi digitalisasi yang semakin luas dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat Kepri.

Perekonomian Kepri pada tahun 2025 diprakirakan akan tumbuh pada rentang 4,8% – 5,6% (yoy) dengan inflasi yang terjaga dilevel 2,5±1%. Peran serta stakeholders penting untuk menjaga optimisme perekonomian di Provinsi Kepri.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Kepri, yang diwakili oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Daerah Setda Kepri, Bapak Luki Zaiman Prawira, menyampaikan kuatnya potensi investasi di Kepri didorong oleh FTZ dan KEK, sehingga menarik minat investasi dari banyak negara. Selain itu, UMKM juga terus dikembangkan sebagai salah satu motor perekonomian.

Sebagai bagian dari kegiatan diseminasi ini, turut diselenggarakan talkshow yang menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka dari berbagai instansi.

Diskusi tersebut menghadirkan Dandi Wirustyastuko dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Margaretha Ari Anggorowati selaku Kepala BPS Provinsi Kepri, Irfan Syakir Widyasa dari Badan Pengusahaan Batam, serta ekonom nasional Josua Pardede.

BACA JUGA Even KURMA 2025 BI Kepri di Tanjungpinang dan Batam ajang Promosi UMKM Halal serta Edukasi Ekonomi Syariah

Talkshow dipandu oleh Dr. Golan Hasan, S.E., M.Si., yang juga merupakan Wakil Ketua Il Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi ISEI Cabang Batam.

Diskusi ini mengulas potensi dan tantangan yang dihadapi Kepulauan Riau khususnya terkait ekspor, investasi dan daya saing ditengah ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung.

Kepri diyakini tetap memiliki peluang untuk tumbuh tinggi dengan memanfaatkan berbagai keunggulan di tengah gejolak ekonomi global.

Acara ini berhasil menarik perhatian lebih dari 150 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah daerah, instansi vertikal, pelaku usaha, perbankan, akademisi, media, serta pelajar dan mahasiswa.

Antusiasme yang tinggi mencerminkan semangat bersama untuk terus bersinergi dalam mewujudkan perekonomian Kepri yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing tinggi di tengah tantangan global yang dinamis.(*)

Editor : Dedy Suwadha

BI Kepri

Google News WartaKepri