Cuaca Sepekan 23–29 September 2025, Siklon Tropis Ragasa dan Bibit Siklon 92W Picu Hujan Lebat serta Gelombang Tinggi

Cuaca Sepekan 23–29 September 2025, Siklon Tropis Ragasa dan Bibit Siklon 92W Picu Hujan Lebat serta Gelombang Tinggi
Cuaca Sepekan 23–29 September 2025, Siklon Tropis Ragasa dan Bibit Siklon 92W Picu Hujan Lebat serta Gelombang Tinggi. Foto BMKG

WARTAKEPRI.co.id – Memasuki dasarian ketiga bulan September, sebagian wilayah Indonesia diprediksi mengalami cuaca peralihan yang ditandai dengan hujan lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di skala lokal. Kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer skala global, regional, hingga lokal.

Salah satu faktor utama adalah fenomena yang masih menunjukkan nilai negatif, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan di wilayah barat Indonesia. Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sejumlah perairan Tanah Air juga memicu peningkatan aktivitas konvektif, terutama di wilayah daratan sekitarnya.

Aktifnya gelombang Rossby Equatorial dan Kelvin, serta negatifnya nilai Outgoing Longwave Radiation secara spasial, turut memperkuat kecenderungan pertumbuhan awan hujan. Faktor lain yang tak kalah penting adalah kehadiran Siklon Tropis Ragasa dan Bibit Siklon 92W yang tumbuh bergantian di sekitar perairan utara Indonesia. Keberadaan sistem siklon ini memengaruhi pola angin dan dinamika atmosfer yang berdampak pada kondisi cuaca di berbagai wilayah.

Harris Nagoya

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan, dan tanah longsor, yang berpotensi mengganggu aktivitas harian maupun transportasi. Antisipasi dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan saluran drainase agar tidak tersumbat, serta selalu memperbarui informasi cuaca resmi dari BMKG sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan.

Prediksi BMKG 23-29 September 2025

BMKG memprediksi sebagian wilayah Indonesia akan mengalami hujan sedang hingga lebat dalam periode 23–29 September 2025. Kondisi ini dipicu oleh dinamika atmosfer global dan regional, termasuk pengaruh Siklon Tropis Ragasa di Filipina serta Bibit Siklon 92W di Laut Filipina utara Papua. Kedua sistem ini membentuk daerah konvergensi yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, anomali suhu muka laut yang hangat, nilai Dipole Mode Index (DMI) negatif, serta aktifnya gelombang atmosfer Rossby Equatorial dan Kelvin, turut memperkuat pembentukan awan hujan di berbagai wilayah Indonesia.

BMKG mencatat potensi hujan sedang–lebat dapat terjadi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Beberapa daerah dengan status siaga hujan sangat lebat meliputi Sumatera Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Sementara potensi angin kencang diperkirakan di Aceh, NTT, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.

Pada periode 26–29 September, intensitas hujan masih relatif tinggi, dengan peringatan siaga untuk Papua Tengah dan Papua Pegunungan, serta potensi angin kencang di Jawa Timur, NTT, dan Sulawesi Selatan.

Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, tanah longsor, genangan, serta gelombang laut tinggi, dan senantiasa memantau informasi cuaca resmi BMKG. (*/bmkg)

Editor : Dedy Suwadha

Google News WartaKepri DPRD BATAM 2025