Pasokan Daging di Batam Aman Berkat Membanjirnya Daging Import ‎

HARRIS BATAM

 

Sidak Daging_edit

BATAM, WARTAKEPRI.CO.ID  – ‎ Komisi Pengawas Persaingan U‎saha (KPPU) melakukan sidak harga daging sapi dan daging ayam paska turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) di pasar Toss 3000 dan Puja bahari, Sabtu (09/01) kemarin.
‎‎
Sidak yang digelar di pasar tradisional ini serentak dilakukan seluruh Indonesia atas kelangkaan daging sapi dan daging ayam yang diduga dilakukan kartel dalam persaingan bisnis. ‎Sehingga merugikan masyarakat.

Hasil sidak di Batam kali ini  belum ditemukan adanya permainan kartel.

” Sidak ini dilakukan petugas KPPU serentak diseluruh wilayah Indonesia karena adanya dugaan temuan di sejumlah daerah kelangkaan daging akibat permainan kartel. Namun dari hasil sidak sementara belum ditemukan kelangkaan daging sapi dan daging ayam, justru daging Import kuasai pasar Batam,” kata Lukman Sungkar Ketua KPPU wilayah Sumatra, Kepri, Riau, Bangka Belitung dan Bengkulu, Sabtu (09/01) kemarin.

Ia menjelaskan, dari hasil sidak di dua pasar yakni pasar tradisional Toss 3000‎ dan pasar Puja bahari Nagoya, diketahui daging import lebih condong digemari warga dibanding daging sapi segar dan ini akibat faktor selisih harga yang cukup signifikan.

Untuk harga daging sapi import mengalami kenaikan menjelang Natal dan Tahun baru.  ‎Namun saat ini sudah kembali normal perkilonya Rp 80 ribu dan yang unik daging sapi potong segar asal Temiang malah dalam dua tahun terakhir tidak mengalami kenaikan masih berkisar Rp120 perkilo,” ujarnya.

Untuk daging ayam potong yang ada di Batam dimana saat ini terjadi penurunan harga berkisar dua ribuan.

Harga saat natal dan tahun baru berkisar Rp37 ribu ekor yang disuplay dari peternakan Barelang, namun kalau stok kurang maka pedagang datangkan dari Tanjung Pinang.

” Kalau daging ayam potong  persediaan justru ‎cukup dan harga malah turun walaupun relatif kecil, ” ujarnya.

Sementara itu, Jon pedagang daging sapi Impor yang dijumpai di pasar Toss 3000 mengatakan, saat ini harga daging Import lebih disukai warga karena harga dibanding daging segar selisih Rp 40 ribu, sehingga dirinya hanya menjual 15 kilo per hari.

” Untuk daging Import di mana dirinya bisa menjual 25 kotak per hari, namun daging Import yang disuplay PT Dwi Niaga ini harga selalu berubah sesuai kurs dolar, namun saat dolar turun mereka gunakan rupiah,” ujar Jon lagi. (adi/swd)

 

Google News WartaKepri