WARTA KEPRI.CO.ID – Tidur di ruangan ber AC bisa memunculkan risiko kesehatan pada bayii. Akan tetapi, Mama dan Papa tak perlu khawatir karena menurut World Health Organization (WHO), menyatakan bahwa anak-anak tetap boleh tidur di kamar ber-AC asalkan suhunya tidak di bawah 20 derajat celcius.
Bahkan sebaiknya Anda dapat menjaga agar suhu kamar si kecil tetap diantara 23 sampai 27 derajat Celcius.
Menurut psikolog anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo Psi, agar anak tidak “kecanduan” tidur di kamar ber-AC orangtua bisa menyiasati dengan memberikan variasi, misalnya saat tidur siang, AC di kamar dapat dimatikan.
Sebaliknya, kipas angin dapat digunakan agar anak tidak merasa kepanasan saat tidur. Namun, perhatikan agar kipas angin tidak langsung memapar tubuh anak.
Agar penggunaan AC tak menimbulkan gangguan kesehatan pada anak, Mama dapat mensiasatinya dengan hanya menggunakan AC pada malam hari dan saat pagi hari, buka jendela kamar si kecil lebar-lebar agar ada pergantian udara.
Dampak Tidur Ber AC
Dikutip laman ayahbunda.co.id, pendingin ruangan (AC) tidak mempunyai pengaruh buruh terhadap kesehatan secara langsung. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan AC sering menjadi sumber masalah kesehatan pada anak, terutama anak-anak yang mempunyai alergi.
Apalagi jika gejala alerginya muncul pada sistem pernapasan, seperti rinitis alergi atau asma. Gejala alergi anak-anak tersebut seringkali tercetus oleh beberapa faktor, dan yang paling sering adalah udara dingin, debu rumah dan asap rokok.
AC berperan dalam menciptakan pencetus udara dingin dan debu. Jika anak dengan alergi tidur di ruangan ber-AC, sebaiknya AC dikondisikan pada suhu 24°C atau lebih tinggi. Jika memungkinkan, pengatur waktu disetel agar AC mati pada pukul 4 pagi, sehingga pada dini hari ruangan tetap sejuk namun tidak terlalu dingin.(net)