BATAM, WARTAKEPRI.co.id – Ingin melihat seperti apa Pulau Batam tempo dulu, silahkan datang dan melihat pameran foto yang dibuat Batam Heritage Society di Kepri Mall mulai 21-28 Feburari 2016.
Ketua Batam Heritage Society, Edi Sutrisno mengatakan pameran kali ini sedikit berbeda. Karena foto-foto yang dipamerkan sudah diurut sesuai perkembangan Kota Batam dari waktu ke waktu. Tepatnya mulai dari Batam sebagai pusat ketemanggungan di tahun 1781-1811 hingga masa otonomi daerah kelima 2011-2016.
” Ini pameran ketiga kalinya yang bertemakan Batam Tempo Doeloe. Tapi di-upgrade setiap Pertama kali diacak, tidak berdasarkan urutan waktu, tapi berdasarkan kegiatan sosial dan lain-lain. Tahun ini dibuat berdasarkan historis waktu,” terang Edi saat pembukaan pameran, Minggu (21/2/2016).
Komunitas Batam Heritage Society ingin menyampaikan bahwa Batam, yang sekarang dikenal sebagai kota industri, tidak muncul begitu saja. Edi mengatakan ada 500-an foto yang terkumpul oleh Batam Heritage Society. Namun karena keterbatasan ruang maka hanya sebagian yang dipamerkan.
” Saya yakin masih banyak foto lainnya. Kelak jika dikumpulkan akan jadi historis. Siapapun yang punya foto lama akan kita scan, naikkan resolusinya, lalu jadikan buku. Insya Allah tahun depan kita buat bukunya,” kata Edi.
Pameran ini diselenggarakan bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kepulauan Riau. Perwakilan IAI Kepri, Yusuf Danu Wijaya mengatakan Pameran Batam Tempo Doeloe ini mirip dengan kegiatan IAI namun dalam skala yang lebih luas.
Sebelumnya IAI juga pernah membuat rekam jejak arsitektur melayu di Kepri yang menggambarkan gaya arsitektur bangunan di beberapa daerah Kepulauan Riau.
Pada kesempatan tersebut, pejabat Badan Pengusahaan Batam yang merupakan putera tempatan, Gani Lasya pun menyampaikan ceritanya tentang perkembangan Batam.
” Sampai 60-70an orang belum tahu Batam itu di mana. Ketika Pak Habibie mengambil alih pembangunan Batam, baru terdengar gaungnya. Pada tahun 78 saat peralihan dari Pak JB Sumarlin ke Pak Habibie” tuturnya.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan Batam memiliki warisan, namun banyak yang berada di luar daerah. Karena sebagian warisan ada pada turunan.
“Kami kesulitan mendapatkan dokumentasi. Foto-foto yang ada ini sejak 60-an sejak Batam dibangun. Yang lama nggak ada. Tapi itu sudah bagus. Pemerintah daerah mengucapkan terimakasih pada Batam Heritage Society atas upayanya mengumpulkan dokumentasi ini. Sehingga diharapkan bisa mengedukasi masyarakat,” ujarmya sebelum membuka secara resmi pameran Batam Tempo Doeloe.(mcb/ded)