BATAM, WARTAKEPRI.co.id – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri mencatat kondisi ekonomi di Provinsi Kepri mengalami deflasi selama Februari 2016. Penyebab deflasi didorong oleh penurunan harga bahan pangan dan komoditi energi. Deflasi tercatat 0,32 persen moon to moon (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Januari sebesar 0,55 persen (mtm), dan juga lebih dalam dibandingkan nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,09 persen.
Walau secara umum di Kepri terjadi deflasi, ada perbedaan di dua kota di Provinsi Kepri. Kota Batam mencatat terjadi deflasi 0,43 persen (mtm) atau 5,75 year on year (yoy), tapi di ibukota provinsi, Kota Tanjungpinang mengalami inflasi 0.35 persen (mtm) atay 4,04 persen (yoy).
Adapun kelompok bahan makanan (Volatile Foods) yang mempengaruhi deflasi terdalam sebesar 2,68 persen, menurun dibanding bulan sebelumnya dengan inflasi 2,64 persen. Diantaranya komoditas sayur mayur seperti bayam, bawang merah, cabai merah. Tim TPID mencatat penurunan harga pada komoditas-komoditas tersebut sejalan dengan pola historisnya yang cenderung mengalami deflasi pada Februari. Sebab, pada Februari memasuki masa panen dan permintaan relatif stabil.
Kelompok jasa juga mengalami deflasi hingga 0,26 persen. Tercatat turunnya harga bensin, tarif listrik dan tarif angkutan laut sebagai penyebab deflasi.
Walau terjadi deflasi, namun TPID Kepri memperkirakan Inflasi Kepri pada kisaran 4 persen kurang lebih 1 persen. Meski diangka 4 persen, TPID meingatkan pemerintah untuk segera mengantisipasi resiko lonjakan inflasi di beberapa bulan ke depan.
Potensi akan terjadi pergeseran musim tanam akibat El Nino, serta potensi banjir dan lonsir di sejumlah daerah penghasil akan berdampak, pasokan sembako dari daerah penghasil untuk Kepri terganggu. Selain itu potensi kenaikan listrik bisa saja terjadi, karena PLN berlakukan aturan pengalihan listrik dri 900 VA ke daya 1300 VA.
Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, yang juga Kepala BI Kota Batam mengeluarkan beberapa rekomendasi terkait inflasi di bulan berikutnya di Kepri.
Rekomendasi pertama percepatan untuk terjalinnya kerjasama pemerintah provinsi dan daerah untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan. Rekomendasikan untuk mengotimalkan lahan kosong untuk pembukaan pertanian atau pertenakan untuk kebutuhan pangan lokal.
Terpenting, untuk percepatan pembangunan infrakturtur seperti pasar induk, pelabuhan yang strategis untuk mempermudah pergerakan harga komoditas pangan sesuai kebutuhan daerah.(ded)