WARTAKEPRI.co.id, NATUNA– Minat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat tinggi terbukti 1.000 lebih sarjana ber KTP Natuna ikut mendaftar.
Dari kuota yang ditentukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (MenPAN-RB) untuk wilayah Kabupaten Natuna sebanyak 290 kuota CPNS.
Sementara jumlah pelamar yang tercatat di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Natuna ribuan pelamar terlihat waktu ujian tes SKD berlangsung di SMA 1 Bunguran Timur, (14/11/2018) Kemarin.
“Total terdata berjumlah 2.172 pelamar,
sedangkan yang tidak lulus Administrasi 137 orang, sementara yang lulus 2.035 orang. Pada hari pertama seleksi kompentensi dasar SKD yang ikut tes 1.858 orang, 1.000 kurang lebih diantaranya domisili Natuna,” ungkap Kasubid Pengadaan Pegawai BKPP Natuna, Dasimun, saat dikonfirmasi.Selasa (20/11/2018).
Dasimun tidak menampik jika ada sekitar 1000 an orang pelamar sarjana, asal Natuna (ber-KTP Natuna) ikut mendaftarkan diri sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
“Iya benar kurang lebih ada 1000 kurang lebih pelamar bersomisili mencantumkan tinggal di Natuna, namun apakah semua itu asli dan netap di Natuna, kita tidak tahu detilnya,”ujarnya.
Setelah tes kemarin lanjut Dasimun, Kita menungu hasil dari panselnas pusat, “kita sifatnya mengumkan saja, kapan waktu di umumkan dari pusat,”tutur Dasimun.
Setelah lulus Kata dia, ada ujian SKB merupakan tes lanjutan yang wajib dilakukan pelamar CPNS 2018 setelah dinyatakan lolos SKD pada proses rekrutmen CPNS 2018.
Baca juga..
Pemerintah rencana turunkan Passing Grade SKD CPNS, Kesulitan juga Rasakan Pelamar di Natuna
Ayo Kita Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Tempat terpisah Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Migas Kabupaten Natuna merespon dengan cukup tingginya animo pelamar dari Natuna yang ikut tes PNS mencapai 1.858 pelamar sebagian dari mereka berdomisili di Natuna.
Yanto mengatakan pola pikir sebagian generasi muda masih banyak yang berkeinginan menjadi pegawai negeri sipil bahkan tenaga honorer di pemerintahan, sedangkan formasi di terima tidaklah tiap tahun tentu peluang sangat tipis sedangkan para lulusan sarjana hampir tiap tahun bergulir.
“Ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah, untuk mencari solusi agar mereka dapat bekerja dan berpendapatan layak walaupun bukan sebagai pegawai negeri,” ujar Yanto dalam waktu kesempatan di Ranai kemari.
Kata Yanto, Karena jaman sekarang sudah tentu sangat berbeda dengan jaman dulu. Di mana jaman dulu dengan hanya lulus SMA saja sudah bagus, dan sekarang setiap tahunnya ada berapa banyak sarjana yang lulus.
Dari situ, Sambung Yanto bisa dibayangkan betapa ketatnya persaingan untuk mencari pekerjaan yang layak dan menjajikan gaji yang besar pada jaman sekarang ini.
Di tambah Yanto, Kabupaten Natuna tidak seperti daerah lain dimana tidak adanya perusahaan Pabrik sekala Menengah maupun Besar dapat menampung tenaga kerja.
Yanto mengusulkan ,Buat berbagai inovasi atau terobosan agar lapangan pekerjaan tercipta bagi masyarakat di sini.
” Masih ada lagi ribuan anak-anak kita calon sarjana yang masih dibangku kuliah. Ini harus jadi perhatian serius buat pemerintah daerah,” sebut Yanto yang juga merupakan perintis SMK Migas Natuna.
Diakui Yanto, dari 1000 orang sarjana asal Natuna atau ber-KTP Natuna ini memang sebagian ada yang telah bekerja sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) di pemerintah daerah maupun guru.
Namun demikian, kata Yanto, mulai sekarang pemerintah daerah harus sudah memikirkan nasib masyarakat dengan menciptakan lapangan pekerjaan untuk sebagian lainya.
“Tentu kita tak ingin anak-anak atau adek-adek kita setelah lulus sarjana harus keluar dari Natuna mencari pekerjaan. Alangkah bagusnya mereka memajukan daerah kita sendiri” papar Yanto.
Lanjut Yanto, melihat banyaknya anak Natuna lulusan sarjana, menandakan bahwa kesadaran akan pendidikan sangat tinggi bagi masyarakat Natuna.
“Pemerintah harus melihat kesungguhan masyarakat menyekolahkan anaknya hingga sarjana, sekali lagi saya katakan pemerintah harus menyiapkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dalam menciptakan lapangan pekerjaan, kata Yanto, pemerintah daerah harus berani ambil sikap dengan membuat BUMD-BUMD yang lain, serta jangan terpengaruh dengan “staknan” perusda saat ini.
“Kita punya potensi perikanan, migas, dan pertanian, bentuk BUMD-nya. Kelola dan awasi dengan benar, Cari regulasi yang tepat, agar setiap pengelola BUMD memiliki tanggung jawab dengan apa yang dilakukanya” tambahnya.
Lanjutnya, dengan potensi yang ada Natuna bisa Bentuk beberapa BUMD yang tentu akan menyerap banyak tenaga kerja, seperti BUMD Pertanian, Migas, dan Perikanan.
“Dan mungkin ini saatnya pemerintah daerah membuktikan kepada masyarakat tentang hasil mereka melakukan kunjungan kerja diberbagai luar daerah maupun luar negeri.
Serta mengimplementasikan kepada kehidupan nyata di masyarakat Natuna agar lebih baik lagi,” tutupnya.(*)
Editor: Rikyrinovsky