BALI – Dapat sabuk hitam itu tak mudah. Butuh waktu, kesabaran, ketekunan dan pengorbanan lainnya. Tapi, jika itu dilakukan karena dedikasi yang tinggi, justru proses itulah sebuah kenikmatan. Dan, hasil adalah ‘buah manis’ dari sebuh bonus. Inilah yang dilakoni Rally Raymond Polandos. Pekan lalu, ia resmi dilantik memegang sabuk hitam Brazillian Jujitsu (BJJ) oleh Marcos Tulio dari Brazilian Top Team (BTT) di Bali.
“Ilmu yang saya dapat ini tentunya bisa berkontribusi untuk memajukan jujitsu Indonesia,” sebut Rolly-begitu ia akrab disapa.
Dengan capaian ini, Rolly juga diberi kepercayaan untuk mengembangkan BJJ di Indonesia dan asia di bawah afiliasi Marcos Tulio Machado BJJ Assosiaton.
Dengan capaian ini, Rolly kini tercatat sebagai salah satu orang Indonesia yang tercatat sebagai pemegang sabuk hitam BJJ. Saat ini, pemegang sabuk hitam BJJ di Indonesia masih bisa ‘dihitung dengan jari’.
Rolly bukan orang baru di cabang olahraga beladiri jujitsu. Sebelumnya, ia adalah pemegang Sabuk Hitam DAN IV Tradisional Jujitsu. Beberapa cabor beladiri lainnya juga ia pelajari. Selanjutnya, ia mendirikan sekolah beladiri yang ia namai dengan ‘Spider Academy’. Rolly dan beberapa siswanya sudah sering berprestasi.
Di Indonesia, Rolly juga mendirikan perguruan Indonesia Spider Jujitsu (ISJ). Perguruan ini dibangun bersama Guru Besar Jujitsu lainnya: Shihan Mahesa Arba. Kolaborasi ini melahirkan kurikulum dan materi ajar yang mumpuni. ISJ sangat praktis sebagai bekal beladiri.
BACA JUGA Sensei Rozi Juhendra Ketua Umum Pengurus Pusat Indonesia Spider Jujitsu 2022 – 2026
Karena saat ini cabor jujitsu juga masuk dalam cabor prestasi, ISJ juga merangkum teknik-teknik jitu untuk menjadi sang juara. Terbukti, banyak atlet yang dilahirkan oleh ISJ.
Materi ajar yang diterapkan ISJ masuk dalam banyak kategori, di antaranya: stand up fight, ground fight, beladiri untuk petugas pengamanan, beladiri wanita dan Mixed Martial Arts (MMA).
Saat ini, ISJ adalah perguruan tempat putra-putri terbaik Indonesia ditempa untuk menjadi sang juara,” kata Rolly. Ia menjelaskan, ISJ adalah sebuah perguruan jujitsu yang berbadan hukum dan anggota resmi dari Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI).
“ISJ akan terus dikembangkan. Kualitas menjadi hal utama. Namun, ISJ juga fokus pada pengembangan secara kuantitas,” katanya.
Saat ini, ISJ sudah ada di 10 provinsi di Indonesia. Selain itu, sebagai pemegang sabuk hitam BJJ, ia juga secara bersama-sama dengan siswa ISJ untuk mengembangkan BJJ di tanah air. “Saat ini, ilmu kita sudah sangat lengkap,” ujarnya.
Terpisah, Mahesa Arba, Founder ISJ lainnya mengaku bangga dengan capaian Rolly sebagai Professor BJJ. “Ilmu yang didapat Shihan Rolly akan membantu meningkatkan kualitas jujitsu di Indonesia,” katanya. Hal terpenting, kata Mahesa, capaian Rolly di sabuk hitam BJJ akan meningkatkan kualitas ISJ di tanah air.
Mahesa menyebut, saat ini ISJ menjadi perguruan jujitsu yang sangat disegani di tanah air. Karena berkualitas, pengembangannya pun cukup pesat.
Berkembang di 10 provinsi di tanah air, ISJ kini berpusat di Kota Batam, Kepulauan Riau. Rozi Juhendra, pelatih yang berhasil merintis dan mengembangkan ISJ di Kepri dipercaya sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat ISJ.
Mahesa memastikan, dengan keberadaannya di Jakarta, dan Rolly di Bali, pengembangan ISJ di Indonesia akan merata. Begitu juga peran para pelatih lainnya yang ada di Kepri, Sumutera Utara, Sulawesi, Kalimantan dan daratan Pulau Jawa, akan mewadahi putra-putri terbaik Indonesia untuk berlatih.
“Mereka, para pelatih ini adalah orang hebat yang telah berpengalaman sebagai atlet dan pelatih,” ujar Mahesa yang juga Ketua Umum Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Nasional Komunitas Pancasila (LBH GNKP) ini.
Ditambah pengalamannya sebagai Manajer Timnas Jujitsu sejak Asian Games 2018 hingga SEA Games lalu, Mahesa yakin ISJ adalah perguruan jujitsu yang menjadi rumah bagi para juara.(chi)