NATUNA – Sebuah momen mengharukan antara Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, dan Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menjadi viral di media sosial.
Rodhial Huda terlihat mencium tangan Gubernur Ansar saat rombongan tiba di Bandara Lanud Raden Sadjad Natuna. Gestur ini, yang merupakan tanda penghormatan mendalam dalam budaya Melayu, menyentuh hati banyak netizen.
Foto tersebut diunggah ke berbagai platform media sosial dan langsung menuai beragam komentar positif. Banyak netizen yang memuji sikap rendah hati Wakil Bupati Natuna dan rasa hormatnya kepada Gubernur. Beberapa komentar bahkan menyebut momen ini sebagai contoh teladan bagi generasi muda pada Rabu, Ranai (11/9/2024).
“Ini baru pemimpin yang berbudi pekerti luhur,” tulis Amin seorang netizen.
Namun, sebuah postingan dari warga bernama Marwan Mahmud memberikan konteks tambahan pada momen tersebut.
Marwan mengungkapkan bahwa kakak Rodhial Huda menikah dengan adik Ansar Ahmad, sehingga ada hubungan keluarga antara keduanya. Selain itu, Ansar Ahmad juga merupakan kakak kelas Rodhial Huda di SMANDA Tanjungpinang.
Foto tersebut diabadikan saat Gubernur Kepri Ansar Ahmad melakukan kunjungan ke Natuna, di mana Wakil Bupati Rodhial menyambut kehadiran sang Gubernur di apron Bandara Lanud Raden Sadjad Natuna.
Rodhial Huda, mencium tangan Gubernur Ansar, sebuah gestur yang melambangkan penghormatan mendalam dalam budaya Melayu kepada orang yang lebih tua.
“Ini adalah cerminan bagaimana budaya Melayu mengajarkan kita untuk selalu menghormati orang yang lebih tua, terutama para pemimpin,” ujar Rodhial Huda saat ditanyakan media Jum’at (13/9/2024).
H. Kartubi, SE., M.E.I, seorang Tokoh Masyarakat Melayu Natuna menerangkan, Dalam budaya Melayu, mencium tangan orang yang lebih tua bukanlah sekadar gestur formalitas belaka. Ini adalah simbol penghormatan yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai luhur seperti kesopanan, kerendahan hati, dan pengakuan akan kebijaksanaan serta pengalaman yang dimiliki oleh generasi sebelumnya.
Pengakuan akan Hierarki, Cium tangan menunjukkan pengakuan akan adanya hierarki sosial dan penghormatan terhadap posisi seseorang yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
Tangan yang dicium melambangkan pengalaman dan kebijaksanaan yang telah dikumpulkan oleh orang yang lebih tua sepanjang hidupnya. Dengan mencium tangan, seseorang menunjukkan keinginan untuk belajar dan menghargai pengetahuan tersebut.
“Cium tangan juga merupakan cerminan dari kerendahan hati. Ini menunjukkan bahwa seseorang menyadari keterbatasan dirinya dan bersedia untuk belajar dari orang lain,” kata Kartubi.
Cium tangan biasanya dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua, seperti anak kepada orang tua, murid kepada guru, atau bawahan kepada atasan. Namun, gestur ini juga bisa dilakukan antara teman sebaya sebagai tanda penghormatan dan kasih sayang.
Di tengah arus modernisasi, budaya cium tangan tetap lestari di kalangan masyarakat Melayu. Ini menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai luhur seperti penghormatan kepada orang tua dan kerendahan hati dalam kehidupan mereka.
(Ky)