WARTAKEPRI.co.id – Sebanyak enam pegowes dari komunitas Batam Folding Bike (BFB), melakukan perjalanan panjang untuk sampai ke Kota Malang, Jawa Timur. Mereka berkelana dengan menggunakan berbagai transportasi untuk ikut serta dan menyukseskan pelaksanaan Jambore Sepeda Lipat Nasional ( Jamselinas 13 ).
“Kami mencoba sadar (menempuh perjalanan yang jauh), dengan waktu yang lama untuk memeriahkan Jamselinas 13 Malang,” kata Jaka Permana, dari KM Kelud, Kamis (28/11) sore.
Jaka dan lima pesepeda lainnya sedang dalam pelayaran menuju Jakarta dengan menggunakan kapal Kelud. Mereka membawa sepeda lipatnya langsung untuk dikayuh menuju Kota Malang.
Selain Jaka, yang sudah berusia 63 tahun, ada juga Husin Yunan (60), Adi Sudarman (63), Omay Komara (66), Ofrikul Anam (49) dan Muslih (50). Ada juga Alviodona yang ikut sampai ke Tanjungpriok dan menyusul ke Malang menjelang pelaksanaan Lebaran Pesepeda Lipat itu.
Husin, yang menjadi ketua rombongan, bergerak dengan KM Kelud dari pelabuhan Batu Ampar, Batam, pada hari Rabu (27/11). Mereka berlayar setelah menunaikan kewajiban untuk ikut memilih dalam Pilkada tahun ini.
Setelah 36 jam pelayaran menggunakan KM Kelud, rombongan yang terdiri dari berbagai komunitas sepeda yang tergabung dalam Batam Folding Bike (BFB) ini tiba di Tanjungpriok. Mereka berasal dari BIFZA CC, Cross Country Cycling Community (C4), Sahabat Gowes Sagulung (Sagosa), GGT (Gas Gowes Terus) dan Komunitas HLT (Hutan Lindung Tiban).
Menurut Jaka, mereka memilih bergerak sepuluh hari sebelum puncak Jamselinas karena memang ingin menjelajah ke berbagai lokasi di pulau Jawa. Beberapa daerah di Jawa akan mereka jelajahi dengan menggunakan kereta api, untuk kemudian berkayuh menikmati keindahan berbagai daerah.
BACA JUGA Geber Sunmori Komunitas Harley HOGers Batam Dukung Bangkitnya Pariwisata
“Kami keliling ke Jakarta sebentar, baru kemudian ke Semarang. Setelah itu lanjut Magelang, ke Borobudur, Jogja, Prambanan dan Solo. Kemudian kembali menggunakan kereta untuk ke Malang,” kata Jaka.
Menurut Jaka, ide ini muncul secara spontan setelah mereka mengamankan “tiket” Jamselinas. Karena dalam sepekan mereka bisa gowes tiga kali, muncul ide untuk touring atau berkepala menuju kota Malang.
Karena terpisah olah lautan, mereka memilih berlayar dari Batam ke Jakarta, tepatnya Tanjungpriok. Setelah itu menjelajah beberapa lokasi di Jawa dengan bersepeda dan berkereta api, sambil merangkai silaturahm.
“Kami ingin merangkai silaturahmi di kampung halaman salah seorang peserta. Juga melakukan perjalanan yang agak lama persiapan untuk melaksanakan program umrah dengan bersepeda. Inti dan puncaknya untuk memeriahkan Jamselinas,” kata Jaka.(*/rz)