Balasan China Setelah Amerika Serikat Naikan Tarif 245% atas Impor China

Balasan China Setelah Donald Trump Naikan Tarif 245% atas Impor China
Balasan China Setelah Donald Trump Naikan Tarif 245% atas Impor China

WARTAKEPRI.co.id – ​Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap produk-produk asal China hingga mencapai 245%, sebagai respons terhadap tindakan balasan tarif dari pihak China. Langkah ini diumumkan oleh Gedung Putih pada 16 April 2025 waktu setempat, dan merupakan eskalasi terbaru dalam ketegangan perdagangan antara kedua negara.​

Rincian Tarif 245% terhadap Impor dari China
Tarif baru ini terdiri dari beberapa komponen:​

– 125% tarif “resiprokal” sebagai balasan atas kebijakan perdagangan China.

– 20% tarif tambahan untuk menanggapi krisis fentanil, yang dituduhkan AS berasal dari China.

– Tarif berdasarkan Pasal 301 yang bervariasi antara 7,5% hingga 100% untuk produk-produk tertentu.​

BACA JUGA Diperkirakan 6 Sektor ini akan Terpukul Diberlakukan Tarif Impor 32% Presiden Trump

Sebelumnya, AS telah memberlakukan tarif sebesar 145% terhadap barang-barang asal China. Namun, setelah China menaikkan tarif terhadap produk AS hingga 125%, Washington memutuskan untuk meningkatkan tarif menjadi 245% .​

Langkah ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku bisnis AS. Beberapa perusahaan memperkirakan lonjakan biaya yang signifikan. Misalnya, CEO Learning Resources menyatakan bahwa tagihan tarif perusahaannya bisa melonjak dari $2,3 juta menjadi lebih dari $100 juta pada tahun 2025 . Selain itu, banyak perusahaan yang mempertimbangkan untuk menaikkan harga produk atau memindahkan produksi ke negara lain seperti Vietnam atau Meksiko .​

Respons dari China
Pemerintah China mengecam langkah ini sebagai bentuk “pemerasan” dan menyatakan bahwa mereka tidak takut menghadapi perang dagang dengan AS. Sebagai balasan, China telah menghentikan ekspor beberapa mineral tanah jarang yang penting bagi industri teknologi dan pertahanan AS, seperti disprosium dan yttrium .​

Situasi Terkini
Presiden Trump juga mengumumkan penangguhan sementara tarif untuk lebih dari 70 negara guna membuka ruang negosiasi, namun China tidak termasuk dalam daftar tersebut karena dianggap melakukan tindakan balasan. (chai)

Editor : Dedy Suwadha

Google News WartaKepri