WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Zarefriadi melalui staf melakukan sidak, Senin ( 28/11/2016) atas dugaan adanya pengisian gas pada PT Lintas Bintan Samudera di Jembatan 2 Barelang.
“Ya, sesuai hasil kunjungan yang dilakukan oleh tim Disperindag tentang ada dugaan penyulingan gas di perusahaan tersebut, tidak ditemukan sesuai laporan tersebut,” kata Zarefriadi, Kamis (1/12/2016).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kabid Disperindag, Didik dan mengatakan bahwa tidak adanya dugaan penyulingan gas di PT.Lintas Bintan Samudra ( LBS) tersebut.
” Anggota sudah turun ke lokasi dan tidak ditemukan alias nihil soal adanya dugaan informasi penyulingan gas dan penjualan ke pulau pulau,” kata Didik.
Sementara, pantauan tim wartakepri dilokasi, PT LBS mensuplai gas ke Karimun
dengan mempergunakan alat transportasi laut berupa pompong yang tidak melalui pelabuhan resmi melainkan pelabuhan tikus di jembatan dua Barelang.
Menurut para pembeli, jika mereka menggunakan pelabuhan resmi maka harus mengeluarkan biaya besar serta birokrasinya yang rumit. Disamping tidak sanggup membayar bea labuh tambat jika bersandar di pelabuhan resmi tersebut.
PT. LBS menjual Gas 12 kg dengan harga Rp 123.000/ tabung kepada masyarakat.
Terkait aktivitas penjualan gas di jembatan 2 ini, ada dugaan pengawasan dari Pertamina ada pembiaran untuk kepentingan pribadi.
Akibat dari bisnis gas ini, masyarakat semakin terpojok. Misalnya, dari selisih harga tabung gas 12 kg di Batam dengan di Moro bisa mencapai Rp 60.000 per tabung. ( nikson/ alvin)
“Ya, sesuai hasil kunjungan yang dilakukan oleh tim Disperindag tentang ada dugaan penyulingan gas di perusahaan tersebut, tidak ditemukan sesuai laporan tersebut,” kata Zarefriadi, Kamis (1/12/2016).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kabid Disperindag, Didik dan mengatakan bahwa tidak adanya dugaan penyulingan gas di PT.Lintas Bintan Samudra ( LBS) tersebut.
” Anggota sudah turun ke lokasi dan tidak ditemukan alias nihil soal adanya dugaan informasi penyulingan gas dan penjualan ke pulau pulau,” kata Didik.
Sementara, pantauan tim wartakepri dilokasi, PT LBS mensuplai gas ke Karimun
dengan mempergunakan alat transportasi laut berupa pompong yang tidak melalui pelabuhan resmi melainkan pelabuhan tikus di jembatan dua Barelang.
Menurut para pembeli, jika mereka menggunakan pelabuhan resmi maka harus mengeluarkan biaya besar serta birokrasinya yang rumit. Disamping tidak sanggup membayar bea labuh tambat jika bersandar di pelabuhan resmi tersebut.
PT. LBS menjual Gas 12 kg dengan harga Rp 123.000/ tabung kepada masyarakat.
Terkait aktivitas penjualan gas di jembatan 2 ini, ada dugaan pengawasan dari Pertamina ada pembiaran untuk kepentingan pribadi.
Akibat dari bisnis gas ini, masyarakat semakin terpojok. Misalnya, dari selisih harga tabung gas 12 kg di Batam dengan di Moro bisa mencapai Rp 60.000 per tabung. ( nikson/ alvin)
‎