WARTAKEPRI.co.id, BATAM -PT Adhya Tirta Batam menggelar buka puasa bersama awak media pada Jumat (24/5/2019) di Hotel Aston, Pelita,kota Batam. Hadir selaku penceramah Ustadz Candra.
Presiden Direktur ATB Ir Benny Andrianto mengatakan terima kasih atas kehadiran semua media dalam acara buka bersama Ramadhan 2019. Dimana media selama ini telah menjadi rekanan kita dalam memberitakan positif terhadap pelayanan ATB ke tengah masyarakat. Dengan peran media sangat penting untuk kemajuan ATB.
“Acara ini juga rutin dengan agenda tahunan oleh ATB. Media merupakan bentuk silaturahmi,” kata Presiden Direktur ATB Ir Benny Andrianto Jumat (24/5/2019).
Menurut Benny, Curah hujan yang sempat berkurang secara siginifikan beberapa waktu lalu, mengakibatkan air baku di lima dam yang di kelola ATB mengalami penyusutan. Pada tanggal 20 April 2019 kemarin, ATB terpaksa memberlakukan program water rationing di wilayah suplai Dam harapan.
Hal ini dikarenakan dam tersebut mengalami penyusutan yang paling mengkhawatirkan pelanggan di area Sei Harapan, Tanjung Riau, Tanjung Pinggir, Patam Lestari, Tiban dan Sekupang harus merasakan suplai air tidak mengalir setiap hari Sabtu dan Rabu karena Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Sei Harapan tidak beroperasi.
Padahal pada awal pembangunannya, Dam Harapan adalah salah satu primadona dan waduk andalan di Batam. Namun, sejak 2015 dam Harapan mulai mengalami sedimentasi.
“Pendangkalan area tersebut menyebabkan berkurangnya daya tampung di Dam Harapan sehingga berdampak pada kualitas, kuantitas dan kontinuitas suplai air ke pelanggan,”tuturnya.
Dimana lanjut Benny, pada tahun 2019 ini saya sedikit berbagi cerita tentang kondisi saat ini ATB, yang mana kapasitas air saat ini kita olah sebanyak 3300 liter per detik, untuk kapasitas air baku menampung selama 4 tahun,”Lanjutnya.
“Dengan pertumbuhan penduduk Batam saat ini mencapai hingga 1,3 juta jiwa tercatat, maka air kita ini tidak cukup untuk anak cucu kita dengan menampung jumlah yang sangat padat. Maka dari itu Kita perlu menyiapkan cadangan air banyak,”tuturnya.
Untuk anstisipasi demikian, Iniliah bagian yang perlu kita sampaikan. Mari kita jaga lingkungan tangkapan air jangan sampai rusak. Selalu setiap setahun sekali kita berikan contoh agar pihak lain bisa ikut serta memberikan dengan cara gerakan penanaman pohon.
“Jangan sampai kejadian di kota Batam hanya tergantung pada air hujan, intinya mari kita berdayakan hemat air. Sesuai yang di atur yakni 60 liter perhari maksimum 100 liter. Jadi kalau bisa belajar menghemat air kita kedepannya,” jelas Benny lagi.
Hal ini bisa kita tularkan kepada anak anak kita bagaimana supaya bisa untuk menghemat air, mengajari anak kita bagaimana menjaga air.
Benny mengajak kita semua semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua sehingga pelanggan bisa menikmati air yang cukup kedepannya. Tidak lagi tergantung pada air hujan, baru bisa lancar.(*)
Kiriman : Taufik Ch