Helvi Juni Moraza: Jangan Ulangi Kebodohan yang Sama, Bangkitkan Nasionalisme dengan Dukung Produk Lokal

Helvi Yuni Moraza SE MM
Helvi Yuni Moraza SE MM

HARRIS BATAM

Wartakepri.co.id – Di tengah ancaman krisis ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan proteksionis Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya, masyarakat Indonesia diajak untuk melakukan refleksi sekaligus aksi nyata. Helvi Juni Moraza, Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia, melalui unggahan media sosialnya mengingatkan, “Boleh bodoh di masa lalu, jangan ulangi kebodohan yang sama di saat ini,” tulis Helvi.

Pernyataan ini bukan sekadar kritik, melainkan seruan untuk mengubah pola konsumsi yang selama ini bergantung pada produk impor. Menurut Helvi, momentum sulit ini justru harus menjadi titik balik bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dengan kekuatan sendiri.

Data Bank Dunia memprediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi global di 2024–2025, dengan risiko resesi di beberapa negara. Namun, Helvi menegaskan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki “senjata pamungkas”: potensi swasembada pangan dan kekuatan UMKM.

“Kita adalah bangsa besar dengan pasar yang besar. Jika produk lokal diserap maksimal, ekspor hanyalah bonus, bukan lagi tumpuan utama,” lugasnya.

Faktanya, sektor UMKM—mulai dari makanan, fashion, kerajinan (Ekraf), hingga bahan bangunan—telah membuktikan daya saingnya. Sayangnya, budaya konsumtif terhadap merek-merek impor masih menjadi tantangan.

Helvi mengajak masyarakat untuk melakukan langkah konkret:

1. Mengalihkan belanja dari produk luar negeri ke produk UMKM lokal.

2. Bijak memilih, sebab setiap rupiah yang dikeluarkan untuk produk dalam negeri berarti menyelamatkan lapangan kerja dan perekonomian rakyat.

3. Tidak mudah terpecah belah, mengingat sejarah Nusantara menunjukkan bahwa adu domba asing hanya menguntungkan pihak luar.

“Pelajari sejarah. Kerajaan-kerajaan kita runtuh bukan karena lemah, tapi karena terpecah,” tegasnya.

Helvi menutup pesannya dengan kutipan peribahasa yang menyentuh:  “Terkadang kebersamaan itu memang muncul ketika mengalami penderitaan yang bersamaan,” lugasnya

Ia yakin, jika masyarakat bersatu dengan semangat nasionalisme dan patriotisme, Indonesia tidak hanya akan bertahan dari krisis, tetapi juga menjadi pemain utama di panggung global.

Panggilan untuk Aksi: Gerakan ini sudah dimulai oleh banyak komunitas dan pelaku UMKM. Sekarang, tinggal menunggu partisipasi lebih banyak lagi anak bangsa yang sadar: membeli lokal bukan sekadar gaya hidup, tapi bukti cinta tanah air. “Mari bekerja keras, bersatu, dan percaya pada kekuatan sendiri,” pungkas Helvi.

(Rky)

Google News WartaKepri