WARTAKEPRI.co.id – Pemerintah Jepang memutuskan untuk membuat sebuah panduan makan bagi masyarakatnya dari hasil penelitian yang dirilis pada the BMJ. Panduan tersebut bukan hanya sekedar mengatur jumlah asupan untuk warga Jepang, tapi ternyata juga membuat penurunan risiko kematian hingga 15 persen dalam periode 15 tahun.
penelitian yang dilakukan oleh Kayo Kurotani, seorang peneliti senior di National Center for Global Health and Medicine, Tokyo, Jepang.
Penelitian itu mengambil prinsip hampir sama dengan kebiasaan makan orang Jepang yaitu tinggi asupan daging ikan dan produk kedelai, dan rendah dalam asupan lemak. Menurut Kurotani, ‘aturan’ makan ini penting untuk meningkatkan harapan hidup.
Satu lagi yang perlu dicatat, jumlah atau kandungan per porsi yang dikonsumsi tentu tidak seenaknya seperti di Indonesia. Porsi dalam panduan ini masih menggunakan takaran yang biasa dikonsumsi oleh orang Jepang.
Penelitian ini melibatkan 36 ribu pria dan 42 ribu wanita dari seluruh Jepang. Mereka diteliti kesehatannya, terutama semasa mengikuti panduan makan ini selama sepuluh tahun.
Hasilnya menunjukkan bagi yang mendekati pedoman ini punya risiko 15 persen lebih rendah meninggal karena sakit semasa mengikuti Japanese Food Guide Spinning Top, dibandingkan yang tidak mengikuti pedoman.
“Berdasarkan temuan kami, bersamaan dengan laporan sebelumnya, menemukan bahwa pola asupan berupa tinggi sayuran dan buah, juga asupan ikan dan daging, dapat secara nyata menurunkan risiko kematian kardiovaskular di populasi Asia Timur, terutama stroke.” tulis peneliti.
Menurut peneliti, orang yang mengonsumsi sayur dan buah serta cukup ikan juga daging adalah yang terbaik dalam hal asupan nutrisi. Secara budaya, Jepang termasuk salah satu negara yang mengonsumsi lebih banyak ikan dan sangat sedikit mengonsumsi daging sapi serta babi dibandingkan orang Barat.
Sumber:CNN