
TANJUNGPINANG – Warga Tanjungpinang menyerbu Pasar Murah Sentra IKM Tengku Mandak untuk membeli cabai murah seharga Rp65 per kilogram (Kg).
Pasar murah ini diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang bekerja sama dengan BUMD Kepri, menyediakan cabai merah sebanyak 700 Kg.
Tidak hanya cabai, warga juga berebutan bawang putih, bawang merah, serta beras SPHP dari Bulog Tanjungpinang.
BACA JUGA: Pemko Tanjungpinang Awasi Ketersediaan dan Harga Komoditas Pangan Jelang Ramadhan
Riany, Kepala Disdagin Kota Tanjungpinang, mengungkapkan bahwa stok cabai yang disediakan oleh BUMD Kepri sebanyak 700 Kg. Diprediksi bahwa dalam satu hari operasi pasar ini akan menghabiskan sekitar 300 Kg cabai asal Sulawesi.
“Sudah terjual lebih dari 200 kilogram hingga jam 9 pagi ini,” ujar Riany, Senin (11/3).
Operasi pasar murah ini merupakan tindak lanjut dari pemantauan harga kebutuhan pokok pada hari sebelumnya, dimana terjadi kenaikan harga beberapa komoditas pangan.
“Salah satunya adalah cabai di Pasar Bintan Center yang dijual seharga Rp86-90 ribu per kilogram, sedangkan di sini kita jual hanya Rp65 ribu saja,” tambahnya.
BACA JUGA: Berikut 45 Nama-Nama Caleg DPRD Kepri Periode 2024-2029 dan 12 Caleg Gagal
Riany juga menyatakan bahwa kehadiran Disdagin bersama Bulog Tanjungpinang serta BUMD Kepri bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan agar tidak kesulitan.
Arief, Kepala Cabang Bulog Tanjungpinang, menambahkan bahwa setiap pelaksanaan operasi pasar murah atau gerakan pangan murah selalu didukung dengan penyediaan beras SPHP dengan harga terjangkau.
“Setiap operasi pasar, kita bawa beras sebanyak 3-4 ton dan selalu habis terjual,” ungkapnya.
BACA JUGA: Tri Suarakan #MudahnyaKebaikan di Bulan Ramadan Lewat Sedekah Kuota
Salah seorang warga, Fatimah, mengungkapkan bahwa pasar murah yang diselenggarakan oleh Pemko Tanjungpinang sangat membantu. Perbedaan harga antara pasar tradisional dan pasar murah tersebut cukup signifikan.
“Harga cabai sangat berbeda, sekitar Rp20 ribu per kilogram,” tutur Fatimah. (yadi)