WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Ramlan memprakirakan cuaca di Provinsi Kepri untuk beberapa hari kedepan masih berpotensi hujan. Namun intensitasnya sudah berkurang, dibandingan Jumat hingga Minggu lalu (10-12 Januari 2025-red).
” Kami prakirakan intensitas hujan mulai berkurang dibandingkan akhir minggu lalu. Mengingat bulan Januari masih kategori musim hujan menuju ke musim pancaroba hingga awal Februari 2025 nanti. Dan, saat musim pancaroba nanti di akhir Januari 2025, hujan yang terjadi umumnya tidak merata ditambah hujan petir,” kata Ramlan, Selasa 14 Januari 2025.
Terkait cuaca hujan dalam tiga hari lalu, Menurut Ramlan untuk laporan penerbangan pesawat selalu diinforkan dua jam sebelum pesawat berangkat.
“Kami bekali info cuaca penerbangan baik dari Bandara keberangkatan, situasi wilayah yang pilot lalui hingga bandara yang dituju. Dan, pada minggu ini jalur penerbangan sudah berkurang gangguannya terhadap cuaca,” tambah Ramlan.
Terpisah, Pemko Batam juga mengeluarkan himbuan ke masyarakat Batam khususnya yang tinggal di wilayah pesisir, dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena Banjir Pesisir (ROB) yang diprediksikan berpotensi terjadi pada tanggal 12-18 Januari 2025.
Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kecamatan Batu Aji, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Sekupang, Kecamatan Nongsa, serta daerah pesisir sekitarnya.
Apabila terjadi keadaan darurat, segera hubungi Nomor Tunggal Penanganan Darurat (NTPD) Pemerintah Kota Batam di nomor 112 untuk mendapatkan respon cepat dari instansi terkait.
Prospek Cuaca Mingguan Periode 14-20 Januari 2025 : Angin Monsun Asia dan Seruakan Dingin Picu Hujan Lebat di Sebagian Wilayah
Menurut Data website BMKG dalam rilis 14 Januari 2025, menguatnya angin monsun Asia yang membawa massa udara basah dan uap air diikuti seruakan dingin masih menjadi faktor penyebab utama dalam meningkatkan hujan di wilayah Indonesia. BMKG memantau dalam sepekan terakhir indeks monsun asia menunjukkan nilai yang lebih kuat daripada normalnya.
Hingga sepekan ke depan, sejumlah wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan, terutama di wilayah barat.
Selain karena menguatnya angin monsun asia, kondisi ini juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer lain, seperti fenomena La Niña lemah yang diperkirakan masih berlangsung hingga periode April-Mei-Juni 2025, serta aktifnya gelombang atmosfer seperti Rossby ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low Frequency yang dapat memicu pertumbuhan awan konvektif.
Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Oleh sebab itu, masyarakat dihimbau agar terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
BMKG, dalam seminggu kedepan, memantau berbagai fenomena atmosfer yang diperkirakan mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia. Menguatnya angin Monsun Asia yang disertai fenomena La Nina lemah dan gelombang atmosfer masih menjadi faktor utama dalam potensi hujan di wilayah Indonesia.
Selain itu, sirkulasi siklonik yang berada di Samudera Hindia barat daya Lampung ikut berkontribusi terhadap dinamika atmosfer Indonesia dalam beberapa hari ke depan dengan membentuk daerah konfluensi di Samudra Hindia barat daya Lampung, sekitar sirkulasi siklonik serta di Laut Natuna, yang juga membentuk daerah konvergensi memanjang dari Laut China Selatan hingga Laut Natuna dan dari Laut Natuna hingga Selat Karimata.
Daerah konvergensi lainnya diperkirakan memanjang dari Perairan Nias hingga Perairan utara Aceh, dari Semenanjung Malaysia hingga Kep. Bangka Belitung, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, di Laut Jawa, dari Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Utara, dari Laut Flores hingga Maluku bagian selatan, dari Selat Makassar hingga Laut Banda, dari Laut Sulawesi hingga Gorontalo, di Laut Maluku, dan dari Maluku bagian tenggara hingga Papua Selatan. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi, serta konfluensi tersebut.
Lebih jauh lagi, kelembaban udara di lapisan bawah dan atas yang cenderung basah serta labilitas lokal yang kuat turut mendukung proses pembentukan awan-awan konvektif secara lokal. Fenomena-fenomena tersebut menciptakan variabilitas cuaca di wilayah Indonesia selama sepekan ke depan.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
BMKG memprediksi cuaca selama periode 14 – 16 Januari 2025 di Indonesia umumnya berawan. Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:
Hujan Sedang – Lebat: Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua.
Hujan Lebat – Sangat Lebat: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Papua Selatan.
Potensi Angin Kencang: Aceh, Riau, Kep. Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT, Maluku, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua Selatan.
Cuaca di Indonesia pada periode 17 – 20 Januari 2025 umumnya berawan. Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:
Hujan Sedang – Lebat: Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.
Hujan Lebat – Sangat Lebat: Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Sumatera Selatan, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua Tengah.
Potensi Angin Kencang: Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Papua Selatan.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk: Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir.(*)
Sumber : bmkg
Editor : Dedy Suwadha