Cegah Bentrok Antar Nelayan, 4 Kapal Asal Palembang Diamanakan Tim WFQR-4

lantamal-damaikan-perseteruan-nelayan-di-kepri

HARRIS BATAM

WARTAKEPRI.co.id, TANJUNGPINANG – Tim WFQR Western Fleet Quick Response Lantamal IV mengamankan 4 kapal nelayan asal Palembang di perairan utara Batam, Rabu (26/10/2016).

Menurut Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI S.Irawan,S.E. bahwa akhir-akhir ini beberapa kali terjadi bentrokan antara nelayan lokal dan nelayan dari daerah lain, hal ini sedini mungkin kita cegah agar tidak memicu bentrok dan anarkis diperairan Kepri.

Seperti contoh beberapa waktu lalu nelayan Desa Penghujan, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan bentrok dengan nelayan Kampung Seboak, Kampung Bugis dan Senggarang, Kota Tanjungpinang terlibat bentrok pada Minggu (29/3/2016).

” Untuk itu Lantamal IV beserta jajaran Pos-pos diseluruh wilayah kerja Lantamal IV untuk mencegah agar tidak terulang kembali ditempat lain, kita menginginkan suasana damai terus tercipta diwilayah perairan Kepri, namun tentunya nelayan juga harus mentaati aturan” ujar Danlantamal IV.

Dalam peraturan perizinan terkait kegiatan penangkapan ikan nelayan diluar wilayah Provinsi,wajib memiliki Surat Izin Andon yang dikeluarkan oleh Provinsi setempat dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri.

Ditegaskanpula bahwa kita sudah mencari langkah-langkah untuk mencegah terulang kembali bentrokan antar nelayan, Tim WFQR 4 sudah berkoordinasi dengan Ketua Forum Nelayan Batam agar menghimbau nelayan setempat untuk sama-sama menjaga situasi kondusif dilaut khususnya nelayan di perairan P.Batam dan sekitarnya.

Selanjutnya dari keterangan sementara 4 kapal nelayan asal Palembang tersebut mereka berangkat berlayar pada tanggal 01 Oktober 2016, dari Desa Upang Kecamatan Air Salek Kabupaten Banyu Asin Sumatera Selatan menuju perairan utara Batam dan merekapun tidak mengetahui bahwa keberadaan mereka sudah di batas wilayah Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Saat ditangkap keempat kapal nelayan asal Palembang tersebut sedang melakukan penangkapan ikan dengan menebar alat penangkap ikan tidak jauh dari perairan Singapura dan area tersebut merupakan jalur pelayaran kapal kargo sehingga sangat berbahaya tertabrak oleh kapal-kapal besar.

Dari hasil pengecekan Tim WFQR Lantamal IV ke 4 kapal nelayan asal Palembang tersebut, tanpa dilengkapi alat keselamatan dalam berlayar yaitu baju pelampung, yang seharusnya alat keselamatan tersebut harus ada diatas kapal, apalagi saat ini cuaca di wilayah Kepri ekstrim dan sulit diprediksi.Keempat kapal tersebut saat ini diamankan guna pemeriksaan lebih lanjut (Dispen Lantamal IV).

Google News WartaKepri