WARTAKEPRI.CO.ID- Dihari kedua nelayan kecamatan Subi diberikan pembekalan praktek dari 3 orang instruktur BBPI (Balai Besar Penangkapan Ikan) Semarang cara mengunakan bubu lipat dan perbaiki mesin kapal pompong.
KKP melalui BBPI, tengah menyiapkan bubu lipat ukuran besar untuk melatih nelayan Subi. Hal ini juga sejalan dengan rencana KKP untuk menjadikan Natuna sebagai lokasi potensial untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kelautan.
Instruktur BBPI Semarang, Duta mengatakan nelayan Natuna masih dominan menggunakan alat penangkapan bubu tradisional yang terbuat dari Tali nelon. Selain ukurannya yang besar dan membutuhkan ruang besar untuk penyimpanan, juga tidak tahan lama.
“Kita siapkan bubu lipat yang terbuat dari besi galvanis, kawat dan tali berjenis Polyethylene (PE) dan Polyamide (PA). Bisa dilipat, lebih ringkas dan tidak memerlukan banyak tempat di atas kapal perikanan,” jelasnya, Minggu, (13/6/2021).
Dimana Inovasi teknologi alat penangkapan ikan terus dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat perikanan. Salah satu upaya yang dilakukan KKP dengan rekayasa bubu lipat hasil inovasi teknologi Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang.
“Dari Jenis bubu lipat hasil inovasi BBPI Semarang ini juga memiliki karakteristik yang kuat dan tahan lama. Sehingga tidak membutuhkan biaya besar untuk pemeliharaannya,” sebutnya.
Duta menambahkan, kegiatan yang dilakukan oleh SKPT Natuna sejalan dengan program Menteri Trenggono untuk menyejahterakan nelayan. Salah satu upayanya dengan memberikan pendampingan dan pelatihan teknis penggunaan alat penangkapan ikan.
“Kami siap membantu para nelayan dengan inovasi teknologi alat penangkapan untuk meningkatkan hasil tangkapan. Sebelumnya nelayan Natuna juga pernah kita latih dengan model bubu lipat yang sama dan responnya positif,” tuturnya.
Dia juga terbuka apabila ada nelayan daerah lain yang ingin memanfatkan teknologi inovasi alat penangkapan ikan ramah lingkungan sesuai karakteristik perairannya.
Sementara dari perwakilan nelayan pulau subi merasa senang mendapatkan pengetahuan yang langka ini.
“Luar biasa pihak KKP menerjunkan para ahli langsung ke Subi, hari pertama kami mendapatkan pembekalan dari pak Wahyu beliau pernah mengenyam S3 Di Jepang Dosen Umrah Tanjung pinang, kami juga tambah pengetahuan laut dari materi disampaikan Bakamla RI lengkap banget,” ujar H Ramlis penuh semangat.
Sementara Kades Subi yang juga ikut melihat dari dekat Bimbingan Teknis Penangkapan Ikan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Nelayan di SKPT Natuna pada Minggu (13/6/2021) pagi.
“Saya ucapkan terimakasih atas perhatian Kementerian Kelautan Perikanan telah memberikan ilmu sangat berguna langsung pada ahlinya sehingga pengetahuan tradisional kini bisa beranjak pada pola penangkapan moderen termasuk bubu lipat diperagakan ini,” ujar Vero.
Vero berharap kedepan kegiatan serupa tidak terhenti pada hari ini karena masyarakat subi sangat perlu bimbingan dari KKP.
“Tidak dipungkiri Pulau Subi merupakan lumbung Ikan namun pola tangkap nelayan perlu diluaskan, kendala kita di Subi minim alat mesin Penyimpan Ikan Cold storage, hanya ada Kulkas rumahan, ini perlu juga dicatat,” tutupnya.
Dari sesi penutupan perwakilan dari pemerintah Kabupaten Natuna Dinas Kelautan, Dedi Damhudi dalam sambutan, dirinya apresiasi pemerintah pusat yang telah membantu program pemberdayaan nelayan daerah.
“kita ucapkan terimakasih kepada KKP RI telah memfasilitasi masyarakat kita di Pulau subi dalam melaksanakan kegiatan selama dua hari ini dengan ada keterampilan dan ilmu yang diberikan bisa ditularkan ke pada kelompok nelayan lainnya,” ujarnya.
Sedangkan dari Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Kolonel BAKAMLA Joni Junaidi, mengatakan dalam materi Bimbingan Teknis Penangkapan Ikan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Nelayan Natuna.
“Nelayan juga wajib memberikan pertolongan pada kecelakaan di laut. Dan punya kewajiban atas nama kemanusiaan,” ujar Junaidi disela mengisi materi di Subi.
Menurut dia, kondisi di perairan terkadang kurang bersahabat. “Kalau kita sendirian belum tentu mampu menyelesaikan suatu misi SAR dengan baik, kita harus mau membuka diri dan bekerja secara bersama-sama,” ujarnya
Ia meminta kepada para peserta pelatihan agar memerhatikan keamanan dan keselamatan dalam melaut.
Para peserta pelatihan berasal dari Masyarakat Nelayan kecamatan Subi juga tetap mematuhu dengan melaksanakan protokol anti COVID-19.
“Karena itu, saya atas nama pribadi dan lembaga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para peserta semoga apa yang menjadi harapan kita dalam kegiatan ini dapat berjalan sesuai rencana,” ucapnya. (Rky)