WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dalam tragedi tenggelamnya kapal pengangkut imigran gelap di perairan Tanjung Balau, Johor, Malaysia pada Rabu (15/12/2021) pagi. Ketua Barikade 98 Kepulauan Riau, Rahmad Kurniawan berpendapat peristiwa ini membuka mata bahwa praktik trafficking masih saja terjadi dan memakan korban nyawa.
Ia menegaskan pemerintah harus segera menginvestigasi peristiwa ini dengan serius dengan menelusuri bagaimana peristiwa ini bisa terjadi dan siapa-siapa saja yang bermain.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia maupun Malaysia terkesan membiarkan kegiatan masuknya pekerja migran ilegal ( PMI ) ini. Ia juga kesal dengan tidak adanya upaya yang signifikan dalam melakukan penegakan hukum. Termasuk juga tak ada pencegahan yang serius menangani masalah tersebut.
Seharusnya untuk tim advokasi dan pengawasannya diperketat lagi agar para pemain trafiking ini bisa di jerat dengan hukuman yang lebih berat lagi, terutama wilayah Kepri merupakan sentral dari kejahatan transnasional di lintas batas segitiga emas selat Malaka.
Sekretaris Barikade 98 – Kepulauan Riau, Firmansyah juga berpendapat peristiwa ini harus diusut tuntas oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia melalui Menteri Luar Negeri agar peristiwa praktik trafficking ini tidak berulang kembali.
BACA JUGA Covid-19 Varian Omicron Telah Masuk ke Indonesia, N Bekerja di RS Wisma Atlet Kemayoran
Karena jika hal ini tidak ditanggapi serius oleh pemerintah maka alhasil peristiwa yang memakan korban jiwa ini akan terus berulang. Ia menyinggung peristiwa nahas yang memakan puluhan nyawa pekerja migran ilegal di perairan Batam pada November 2016 silam.
“Tidak pernah ada upaya signifikan untuk melakukan penegakan hukum dan pencegahan yang serius. Dibiarkan saja, reaktif hanya untuk evakuasi dan menjelaskan kronologi tapi nihil dalam investigasi untuk menghentikan biadabnya kejahatan ini. Saya turut prihatin, semoga tidak ada lagi korban,” kata dia.
Sebagai info, sebuah speedboat yang membawa 60 imigran gelap tenggelam akibat cuaca buruk di perairan Tanjung Balau, Johor, Malaysia pada Rabu (15/12/2021) pukul 4.30 pagi waktu setempat.
Hingga pukul 15.00 waktu setempat, petugas maritim Malaysia telah menemuka 11 mayat yang terdiri dari 7 laki-laki dan 4 perempuan. Sementara 25 orang masih dalam pencarian.
“Maritime Malaysia telah mengaktifkan OP CARILAMAT pada pukul 8.50 pagi dan mengorganisir tim personel untuk mencari dan mencari korban yang tersisa dengan mengerahkan satu pesawat dan dua kapal,” jelasnya dalam sebuah pernyataan.(*)
Sumber: Humas Barikade 98 Kepri
Kiriman: Rama