
BATAM – Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPRD Kota Batam terkait konflik pemilihan Ketua Rukun Warga (RW) 14 Perumahan Galaxy Park, Marina, Kelurahan Tanjung Riau Batam memanas. Hampir terjadi adu jotos antara Ketua RW incumbent dengan beberapa staf DPRD yang ingin mengusir dari ruang rapat.
RDP Komisi I DPRD Kota Batam sempat berlangsung panas, tampak anggota DPRD Safari Ramadhan marah-marah hingga naik ke meja (1/9/2022). Aksi emosi Safari Ramadhan ini, buntut dari tidak diterimanya Ketua RW diminta keluar paksa oleh Pengamanan Dalam DPRD Batam.
Semua adengan itu terekam kamera smartphone, video yang pertama aksi dorong dorong Pandal dengan Ketua RW. Dan, video kedua lanjutan rapat. Pada video kedua inilah yang viral.
Menanggapi kejadian itu, Safari Ramadhan ke WartaKepri.co.id, Sabtu (3/9/2022) menyatakan kejadian ini imbas dari tidak dilaksanakan saran dari pihak DPRD Batam.
” Awalnya, aduan masyarakat yang tidak terima dan akan demo ke kantor Lurah. Saya redam, baiknya sampaikan aspirasi ke Lurah. Dan, setelah itu saya juga sampaikan ke Lurah serta camat agar perhatikan keluhan warga agar nanti kedepan tidak terjadi perpecahan sesama warga di perumahan. Iya, iya, iya dan Iya setiap masukan diberi. Dan, pada akhirnya kan sampai juga ke RDP, dimana sesama warga saling berseberangan. Ditambah, RW yang terpilih lagi juga menyambut emosi serta interupsi anggota Dewan memberikan pendapat ke panitia. Saya itu emosi puncak dari Lurah dan Camat yang tidak pedulikan saran saran saya sebelumnya. Mungkin dengan aksi marah itu, Lurah dan Camat tidak lagi memandang sebelah mata ke saya,” kata Safari Ramadhan ke WartaKepri.co.id.
Ditambahkan Safari, kasus pemilihan RT dan RW di Batam bukan lagi rahasia kalau ada permainan dari pihak pihak pemerintah terdekat dengan masyarakat. Keperntingan politik jelang Pemilu 2024 sangat tinggi.
“Saya tidak larang kalau ada lurah atau camat berpihak. Akan tetapi harus ikuti Perwakonya. Dan, beri hak masyarakat untuk bisa dipilih dan memilih,” kata Buya Safari Ramadhan.
DAN, atas kejadian demi kejadian seperti ini, sebagai Ketua Partai PAN Kota Batam akan membuat layanan menerima aduan, apakah kasus-kasus seperti ini yang tidak muncul di permukaan juga ada di kelurahan kelurahan lain.
” Kami dari PAN akan membuka layanan aduan dari masyarakat yang kecewa akan proses pemilihan RT dan RW dalam satu tahun terakhir. Kita kumpulkan dan setelah itu akan kami buat keputusan, apa yang salah dan solusi agar pemilihan RT dan RW tidak memecah belah persaudaraan sesama warga di perumahan. Silahkan datang ke kantor DPRD Batam ke Fraksi PAN,” tambah Safari yang minta maaf ke masyarakat atas emosinya saat RDP.
Kronologi Kejadian
Sebelumnya, Dikutip dari media terdepan dan dilihat dari video, memanasnya anggota DPRD Batam Utusan Sarumaha, mencecar panitia dan pelapor dengan beberapa pertanyaan. Dari hasil itu, Utusan Sarumaha menyatakan bahwa peraturan yang dibuat panitia untuk menggugurkan Hendrik dari pencalonan telah melebihi serta melanggar Perwako Nomor 22 tahun 2020 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan di Kota Batam. Selain itu penetapan Ketua RW terpilih yang dilakukan Lurah dinilai cacat hukum.
Saat itulah Ketua RW incumbent, Jupri Feri melakukan interupsi, dan mengatakan bahwa rapat tersebut bukan untuk mencari kebenaran, tapi mencari pembenaran. Kontan saja Utusan Sarumaha emosi dengan memukul meja. Tak kalah jawab, Jupri pun memukul meja lebih keras hingga akhirnya dia diserbu oleh beberapa orang staf. Melihat bakal terjadi pukul-pukulan, maka semakin ramai orang yang berusaha memisah. Setelah itu Jupri diusir keluar ruangan oleh pimpinan rapat.
RDP-pun segera dilanjut. Namun tak lama kemudian, ternyata suasana masih panas. Ketika Safari Ramadhan meminta penjelasan Lurah Tanjung Riau, Afrizon Djohar, tiba-tiba politisi PAN itu meradang mendengar jawaban lurah. Safari melemparkan mikrofon yang ada di depannya ke arah Afrizon, lalu dia naik dan berdiri di atas meja untuk mengejar Afrizon. Namun pimpinan rapat segera menahannya. Selanjutnya giliran pimpinan rapat, Lik Khai yang bersuara keras. (*)
Editor : Dedy Suwadha