Peran Rumah BUMN Telkom Batam Terbukti Bantu Produk UMKM Go Modern dan Go Global

Peran Rumah BUMN Telkom Terbukti Dorong Produk UMKM
Peran Rumah BUMN Telkom Terbukti Dorong Produk UMKM

WARTAKEPRI.co.id, BATAM – Kantor Pelayanan Telkom Batam di Pelita, saat ini telah menjadi Rumah BUMN dengan fasilitas lengkap yang ada di Pusat Kota Batam. Dengan program Go Modern, Go Online dan Go Global, ratusan UMKM binaan Telkom di Batam telah mendapatkan bantuan kemudahan usaha dan terbaru juga pelatihan AI.

AVP External Communication PT Telkom Indonesia (Persero), Sabri Rasyid, menjelaskan para pelaku UMKM dibimbing memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) dalam pemasaran produk.

Tahapan pelatihan meliputi go modern (pengembangan kemasan), go digital (pemasaran media sosial), go online (penjualan daring), dan go global (penetrasi pasar internasional).

“Kami ajarkan mulai dari membuat kemasan yang menarik, dipasarkan di media sosial, dijual melalui online hingga harapannya menembus pasar global atau internasional,” papar Sabri Rasyid, Jumat (25/4/2025) kepada Media di Batam.

Ditambahkan Sabri, peran Rumah BUMN Batam untuk naikan UMKM di Batam naik kelas. Sehingga produknya dikenal dan laku terjual. Yang menjadi peran dari Telkom adalah bantuan menyiapkan tampilan kemasan yang modern dan diterima pasar.

Seperti, tiga pelaku UMKM yang dihadirkan pihak Telkom ke media Batam. Tiga pelaku UMKM yang mewakili peserta pelatihan menyampaikan apresiasi kepada PT Telkom Indonesia.

Pertama Udix Hartono, pemilik cemilan Banamia Chips, yang hingga saat ini telah berton ton cemilan pisang dan telah diterima di ratusan gerai Indomaret di Batam.

Sedangkan, Dewi Ayu, pemilik Tamban Menari, merupakan ikan krispi yang cocok menjadi tambahan lauk dan enak dimakan pakai nasi. Dalam paket kemasannya juga dilengkapi sambal terpisah. Kepada wartawan, Dewi berharap bimbingan terus berlanjut hingga produk olahan ikan tambannya menjadi oleh-oleh khas Batam yang mendunia.

Ditempat yang sama, Yeni Maryani, pemilik Black Dot Coffee and Chocolate, mengaku banyak belajar dari Rumah BUMN Batam, termasuk pengurusan izin, pemanfaatan teknologi, dan strategi pemasaran online serta melalui bazar. Hasilnya, produksi kopi dan cokelatnya terus meningkat hingga mencapai 200 kilogram per bulan.

Ketika ditanya, bagaimana pasar di Pulau Jawa apakah banyak peminat? para pemilik usaha UMKM ini kompak menjawab aturan pajak tinggi mengirim makanan ke luar Batam dipastikan tidak dapat bersaing dengan harga produk UMKM yang ada di Indonesia lain.

” Jika produk 1 bungkus kita jual Rp 30 Ribu, pajak kirim keluar Batam 18 persen, ditambah ongkos pengiriman pakai jasa kurir, maka harga di Kota tujuan seperti ke Bandung atau ke Jakarta, harga jual bisa 60 ribu kurang lebih. Jadi, kami lebih tertarik menjual ke pasar luar negeri dengan harga lebih murah mengirimannnya, kata Dewi Ayu yang dibenarkan oleh Udix Hartono dan Yeni Maryani.

Para pelaku UMKM berharap pendampingan dari Rumah BUMN Batam berlanjut. “Semoga ada vendor yang mau bekerja sama dengan pelaku UMKM,” harap Sabri.

Sabri menambahkan, hingga kini terdapat sekitar 3.000 pelaku UMKM binaan Telkom di Batam. Ia berharap perhatian Telkom, terutama dalam penerapan teknologi untuk pemasaran, dapat meningkatkan penjualan produk UMKM. (*)

Editor : Dedy Suwadha

Google News WartaKepri