Kalangan BEM Nusantara Akui Mahasiswa dan Milenial Cukup Rentan Terpapar Paham Radikalisme

BEM Nusantara dan Radikalisme
BEM Nusantara dan Radikalisme

HARRIS BARELANG

WARTAKEPRI.co.id, JAKARTA – BEM Nusantara mengundangan Praktisi Deradikalisasi dan Pengamat Terorisme di Indonesia, salah satunya adalah Nasir Abas ( Mantan teroris yang Sekarang Menjadi Praktisi Deradikalisasi ) dan Dr. H. Najahan Musyafak, MA ( FKPT Jawa Tengah / Pengamat Terorisme ) untuk berdiskusi mengenai program deradikalisasi di Indonesia yang di Nilai masih perlu banyak perbaikan.

Tujuan diadakannya webinar ini adalah untuk menghadirkan kritik yang konstruktif dari Mahasiswa se-Nusantara terhadap Program Deradikalisasi yang sudah Cukup lama di Jalankan di Indonesia salah satunya di Leading Oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Dalam Webinar Tersebut banyak di ulas oleh Pemateri yang menjadi Permasalahan Mendasar dari terpaparnya Seseorang oleh Paham Radikalisme yang berujung pada Aksi-aksi teror yang terjadi di tanah Air, orang yang Antipati Terhadap Pemerintah merupakan salah satu yang paling rentan terpapar, Recruitment yang di lakukan untuk jenis-jenis orang seperti ini Amat lah Mudah. Dan Tak Sedikit juga Aksi teror yang di arahkan kepada pemerintah, terkhusus kepada Aparat Kepolisian.

Honda Capella

Selanjutnya juga sempat dibahas mengenai milenial atau anak muda yang terpapar, nasionalisme yang melemah di kalangan anak muda menjadi faktor utama, kecendrungan mengakses sosial media tanpa filter menjadi faktor penguat, serta melemahnya oendidikan pancasila dalam Ruang-ruag formal dan Informal di lingkungan pendidikan menjadi pelengkapnya.

Untuk itu anak muda harus menjadi warga negara yang sadar untuk mencegah radikalisme dengan saling Menguatkan karna anak muda yang melemah adalah yang paling rentan di susupi Paham Radikalisme.

Dari Fakta-fakta yang ada, di kupas Kembali oleh Pembicara dari unsur Mahasiswa yaitu Moh. Rifaldy s Ibura selaku Koordinator issue sosial Politik BEM Nusantara, terkait masih banyaknya Celah program Deradikalisasi yang sudah berjalan cukup lama ini, dan perlu kiranya ada evaluasi secara menyeluruh, mulai dari Komunikasi antar Stake Holder Atau Chemistri dalam pengeksekusian program Deradikalisasi ini yang masih perlu banyak perbaikan.

BNPT tidak sendiri dalam praktek lapangan proses deradikalisasi ada beberapa Mitra dari BNPT dalam pengeksekusian Program Deradikalisasi.

Lemahnya Kordinasi antar lembaga menjadi salah satu celah utama dalam sengkarut deradikalisasi yang hari ini terjadi, masalah ini juga bisa di picu oleh perbedaan dalam memilih strategi atau prioritas setiap kegiatan deradikalisasi.

Harapan dari Besaran anggaran yang di Gunakan oleh BNPT untuk Mengeksekusi Program ini dapat berdampak Maksimal.

Eko Pratama Selaku Koordinator Pusat BEM Nusantara diawal dan Penutup Webinar ini juga Menyampaikan Bahwasanya kita sebagai mahasiswa harus menempatkan Posisi se-objektif Mungkin dalam melihat persoalan ini.

“Masalah Besar, perlu kita sebagai Mahasiswa kaji lebih dalam untuk bagaimana menemukan formulasi yang tepat dalam program Deradikalisasi, terkhusus untuk meningkatkan daya tangkal ideologi Radikalisme dan Terorisme di dalam kampus, karena hari ini anak Muda atau millenial cukup rentan terpapar paham tersebut,”ujar Eko.

Kritik-kritik yang membangun haruslah terus disampaikan oleh Mahasiswa. Dan BEM Nusantara berkomitmen untuk menghadirkan ruang-ruang diskusi permasalahan Radikalisme dan terorisme, sebagai bentuk Ikhtiar BEM Nusantara menumpas faham sesat ini.(Rama/BEM Nusantara)

FANINDO