
WARTAKEPRI.co.id, KARIMUN – WNA Malaysia, Robert bersama 14 orang rekannya kecewa lantaran merasa ditipu oleh seorang sopir taksi online berinisial RS, setibanya di Pelabuhan Internasional Karimun pada kunjungan wisata perdananya.
Kejadian tersebut membuat heboh dan gempar para pengemudi sopir taksi konvensional yang berada di lokasi tersebut, hingga berujung cekcok adu mulut.
Pelaku RS sendiri direkomendasikan (dikenalkan) oleh rekannya Robert yang berada di Malaysia, untuk menggunakan jasanya.
Saat di konfirmasi, Robert mengatakan bahwa dirinya sudah mengirim uang kepada sopir taksi online tersebut sejumlah Rp 8 juta, untuk memesankan kamar disalah satu hotel yang ada di Karimun.
“Seminggu sebelum keberangkatan menuju Tanjungbalai Karimun, saya sudah menghubungi sopir taksi online tersebut dan dia menawarkan untuk membantu memesankan kamar hotel,” kata Robert, Jum’at, 2 Mei 2025.
“Saya bersama teman sebelumnya sama sekali belum pernah mengunjungi Karimun, selanjutnya saya percaya dan meminta bantuannya,” tambah Robert.
Robert berujar telah mentransfer uang Rp 8 juta kepada sopir taksi online untuk memesan 7 kamar hotel selama 2 malam sebelum keberangkatannya menuju Bumi Berazam tersebut.
“Setelah saya transfer, beberapa hari kemudian dia menghubungi saya melalui WhatsApp, mengatakan bahwa uang yang saya transfer sudah habis dipakai dia untuk judi online, namun saya tegaskan akan tetap berangkat meminta disediakan kamar hotel bagaimanapun caranya, sesuai dengan perjanjian awal” ujarnya kesal.
Setibanya di Karimun, Robert bersama rombongan yang berjumlah 15 orang tersebut selanjutnya bertemu dengan sopir taksi online di pelabuhan, tapi kamar hotel yang ia minta untuk dipesankan tidak jelas juntrungannya.
“Dia meminta saya naik ke mobil dulu, namun kamar hotel yang kami minta belum jelas ada apa tidak, malahan dia minta lagi tambahan uang Rp 3 juta untuk 3 mobil yang akan membawa kami, jelas saya menolak,” tegasnya.

Robert kemudian meminta bantuan kepada salah seorang sopir taksi konvensional pelabuhan terkait permasalahan yang sedang menimpanya.
“Untung saja ada sopir taksi konvensional yang membantu kami, sehingga RS dibawa kepada pihak berwajib dan dimintai pertanggungjawabannya,” ucap Robert.
Dengan menghadirkan pemilik aplikasi taksi online tersebut, kata Robert akhirnya ia bersama rekannya mendapatkan kamar hotel meski tidak sesuai dengan uang yang telah ditransfernya tersebut.
BACA JUGA Bakamla RI Gagalkan Dugaan Penyelundupan Pasir Timah Lingga ke Malaysia
Tindakan sopir taksi online tersebut mendapat kecaman dari para sopir taksi konvensional di pelabuhan, salah satunya Leo Patra.
“Kejadian ini jelas mencoreng nama baik Kabupaten Karimun di mata wisatawan asing (mancanegara),” katanya bernada kecewa.
Pihaknya bersama sopir taksi konvensional lainnya juga merasa dirugikan atas kejadian yang sangat memalukan ini.
“Hingga membuat wisatawan asing jadi enggan berkunjung ke Tanjungbalai Karimun,” tuturnya.
Leo menambahkan, selama ini supir taksi konvensional pelabuhan tidak pernah melakukan hal demikian terhadap wisatwan asing yang masuk ke Karimun.
“Tiba-tiba saja ada sopir taksi online yang melakukan tindakan tidak terpuji, tentu kami sangat menyayangkan hal tersebut terjadi dan dengan tegas meminta mereka tidak beroperasi di pelabuhan, sehingga kami tidak terkena imbas akibat tindakan buruknya itu,” tandasnya.(Junizar)